Nama Bjorka belakangan ini menarik perhatian masyarakat Indonesia karena mengaku telah menjebol sejumlah data rahasia negara.
Baru-baru ini, hacker tersebut membeberkan siapa dalang di balik pembunuhan seorang aktivis HAM, Munir Said Talib, pada 2004 silam.
Baca Juga: Soroti Peretasan Surat Jokowi dengan BIN, Ketua MPR: Bisa Menjadi Ancaman Ketahanan Nasional
Seperti yang diketahui, Munir merupakan aktivis HAM yang dibunuh dengan cara diracuni saat sedang terbang menuju Belanda pada 7 September 2004.
Melalui akun Twitter @bjorkanism, ia kemudian membuat sebuah cuitan yang berisi tautan telegraph yang dibuat olehnya dengan judul, “Siapa yang membunuh Munir?”
Dalam tulisan tersebut, Bjorka secara blak-blakan menyebut kalau otak pembunuhan Munir adalah Ketua Umum Partai Berkarya, Muchdi Purwopranjono.
Menurutnya, pembunuhan koordinator KontraS itu didasari atas aksinya yang getol mengungkap kalau pelaku penculikan 13 aktivis periode 1997-1998 adalah anggota Kopassus yang dikenal dengan Tim Operasi Mawar, sehingga membuat Muchdi tidak senang.
Setelah itu, Bjorka mengungkap kronologi pembunuhan Munir oleh Muchdi yang diangkat sebagai Kepala Deputi V Badan Intelijen Negara (BIN) pada 2003.
Bjorka menyebut Muchdi memanfaatkan jaringan non-organik BIN hingga pilot PT Garuda Indonesia Airways karena ia mengetahui Munir akan ke Belanda menggunakan pesawat tersebut.
“Muchdi memanfaatkan jaringan nonorganik BIN, Pollycarpus Budihari Priyanto, pilot PT Garuda Indonesia Airways, untuk membunuh jiwa Munir. Karena saat itu diketahui Munir akan terbang ke Belanda menggunakan Garuda Indonesia,” tulisnya dikutip Populis.id dari Telegraph Bjorka pada Minggu (11/9/2022).
Baca Juga: Hacker Bjorka Retas Dokumen Rahasia yang Akan Dikirim ke Jokowi, BIN Bilang Begini
Ia melanjutkan, “Pollycarpus kemudian ditempatkan sebagai staf keamanan penerbangan sehingga dia bisa mengambil penerbangan PT Garuda Indonesia Airways, termasuk pesawat yang nantinya akan ditumpangi Munir.”
Setelah berhasil menjadi staf keamanan, Polly mencari tahu soal keberangkatan Munir dengan meneleponnya langsung.
“Polly menelepon ponsel Munir yang diterima Suciwati untuk menanyakan kapan Munir akan berangkat. Suci menjawab bahwa suaminya akan berangkat Senin, 6 September 2004, dengan pesawat Garuda Boeing 747-400 nomor penerbangan GA-974,” jelasnya.
Ia melanjutkan, “Polly juga mengatur agar bisa ikut penerbangan sebagai extra crew. Polly seharusnya menjadi pilot utama untuk penerbangan ke Peking, Cina, dari 5 September hingga 9 September 2004.”
Saat pesawat mendarat di Bandara Changi Singapura, Polly mengajak Munir ke Coffee Bean sambil memberikan minuman yang disebut telah diberikan racun arsenik.