BBM Naik, Loyalis Rizieq Shihab Paksa Jokowi Turun: Ini Pengkhianatan Terhadap Mandat Konstitusi!

BBM Naik, Loyalis Rizieq Shihab Paksa Jokowi Turun: Ini Pengkhianatan Terhadap Mandat Konstitusi! Kredit Foto: Akbar Nugroho Gumay

Gerakan Nasional Pengawal Rakyat (GNPR) menyatakan penolakan tegas terhadap kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi karena tidak sesuai dengan konstitusi. Mereka mendesak agar Joko Widodo bertanggung jawab dengan mengundurkan diri dari kursi Presiden.

Hal ini disampaikan kelompok loyalis Habib Rizieq Shihab  itu saat menggelar aksi unjuk rasa di kawasan Patung Kuda, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat Senin (12/9/2022). 

Baca Juga: Kembali Bicara Motif Ferdy Sambo Habisi Brigadir J, Omongan Pak Mahfud MD Dijamin Bikin Melongo, Pasang Kuping Baik-baik!

"GNPR menolak kenaikan harga BBM adalah pengkhianatan terhadap mandat konstitusi. Presiden Jokowi wajib bertanggung jawab dengan mundur dari jabatannya," kata Ketua GNPF Ulama, Yusuf Muhammad Martak dari mobil komando. 

Yusuf menyebutkan bahwa kenaikan harga BBM akan memberatkan masyarakat karena akan secara otomatis memicu kenaikan harga berbagai barang dan jasa lainnya. 

Menurutnya, alasan subsidi BBM tidak tepat sasaran sudah berlangsung bertahun-tahun. Namun bukannya mencari solusi memperbaiki kondisi ini sebelum menaikan harga BBM, pemerintah justru menzolimi rakyat miskin dengan kenaikan harga ini.

"Jangan semena-mena menaikan harga BBM," tuturnya.

Yusuf menyebutkan bahwa penambahan subsidi untuk BBM tidak akan membebani Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Menurutnya, alasan tersebut tidak benar dan cenderung mengada-ngada.

"Alasan BBM bersubsidi menjadi beban bagi APBN adalah alasan yang mengada-ngada, bahkan cenderung menghina rakyat. Karena APBN adalah instrumen untuk mensejahterakan rakyat, bukan instrumen bancakan oligarki," ucapnya.

Menurutnya, anggapan subsidi BBM akan membuat APBN jebol adalah kebohongan. Karena dikatakan ada kebutuhan subsidi energi sebesar 198 Triliun terhadap anggaran subsidi yang saat ini sebesar 502 T. Tetapi pada saat yang sama kenaikan harga batubara, CPO, minyak dan gas dunia justru  meningkat. 


Baca Juga: Ferdy Sambo Ngotot Bilang Bininya Dibanting Terus Diperkosa, Ibunda Brigadir J Langsung Nyamber, Omongannya Nggak Disangka-sangka!

"Dengan itu semua penerimaan negara sangat besar, diperkirakan lebih 400 T. Sehingga hal ini menunjukkan bahwa tambahan subsidi energi yang disebut 198 Triliun jika harga BBM tidak naik, seharusnya tidak akan membuat APBN jebol," jelasnya.

Terkait

Terpopuler

Terkini

Populis Discover