Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD menyebutkan bahwa pemerintah akan serius menangani kasus kebocoran data yang dilakukan akun dengan nama Bjorka. Meski demikian, ia mengimbau kepada masyarakat untuk tetap tenang karena belum ada rahasia negara yang bocor.
"Tadi kami rapat bersama, saya Kepala BIN, Menkominfo, BSSN, dan Kapolri, kita akan serius menangani dan sudah mulai menangani masalah ini. Tetapi juga publik atau masyarakat harus tenang karena sebenarnya sampai detik ini itu belum ada rahasia negara yang bocor," katanya kepada awak media di Jakarta pada Rabu (14/09/2022).
Ia mencontohkan rahasia negara yang pernah bocor adalah percakapan Presiden keenam Susilo Bambang Yudhoyono dengan Perdana Menteri Australia. Menurutnya, yang disebarkan oleh Bjorka hanyalah surat bersifat umum saja.
"Misalnya kalau dulu zaman Pak SBY itu ada WikiLeaks itu pembicaraan telepon presiden aja, dengan Perdana Menteri Australia tersebar. Pembicaraan presiden pernah pergi ke Singapura dulu tersebar. Yang ini enggak ada, ini cuma data-data umum yang sifatnya sebenarnya perihal surat ini itu," tuturnya.
Baca Juga: Gegara Bjorka Semena-mena Sebar Data, Muncul Desakakan Evaluasi Dana Besar Infrastruktur Siber Nih!
Bahkan kalau dari hasil kesimpulan tadi, kata Mahfud, Bjorka isebenarnya tidak punya keahlian atau kemampuan membobol yang sungguh-sungguh. Menurutnya, akun tersebut hanya ingin memberi tahu kepada ketika, bahwa kita harus hati-hati.
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) ini menegaskan bahwa Pemerintah terus menyelidiki, karena sampai sekarang memang gambaran pelakunya sudah teridentifikasi dengan baik oleh BIN dan Polri, tetapi belum bisa diumumkan.
"Gambaran siapa dan di mananya itu kita sudah punya alat untuk melacak itu semua," tuturnya.
Baca Juga: Nah Loh! Ada Kemungkinan Bjorka Bukan Meretas, Tapi Dapat 'Umpan Lambung' Hingga Bisa Sebar Data
Ia juga membeberkan alasan di balik peretas atau hacker Bjorka membocorkan data pribadi beberapa tokoh publik. Mahfud menilai, tidak ada alasan khusus Bjorka membongkar data-data pribadi beberapa tokoh negara.
"Ada yang motif politik, motif ekonomi, motif jual beli dan sebagainya. Sehingga juga ya motif-motif kayak gitu itu sebenarnya tidak ada yang terlalu membahayakan," ungkapnya.