Eko Kuntadhi Lancang Hina Anak Kiai Lirboyo Pakai Sebutan Tolol, Pengamat Politik: Jadi Pintu Masuk Buat Tertibkan Buzzer!

Eko Kuntadhi Lancang Hina Anak Kiai Lirboyo Pakai Sebutan Tolol, Pengamat Politik: Jadi Pintu Masuk Buat Tertibkan Buzzer! Kredit Foto: Instagram/Eko Kuntadhi

Pengamat Politik Universitas Esa Unggul, M. Jamiluddin Ritonga menegaskan bahwa Komentar Eko Kuntadhi atas video Ning Imaz memang sangat vulgar yang bernada penghinaan sehingga layak dikecam.

Ia menegaskan bahwa kasus tersebut menambah deret panjang perilaku tak seharusnya yang dilakukan buzzer. Dimana memang sebagian buzzer dengan seenaknya melontarkan narasi yang tidak mengindahkan etika.

Baca Juga: Sekelas Pak Mahfud Saja Sampai Geleng-geleng Lihat Putri yang Kebanyakan Drama: Sebulan Ngaku Sakit, Pas Sambo Ditahan Dia Mendadak Sembuh!

"Kata kasar dan menyudutkan pribadi seseorang sudah menjadi bagian dari konten yang mereka share di media sosial. Mereka tidak membahas substansinya, tapi justru menyerang pribadi seseorang dengan kata-kata yang tak layak dikonsumsi di rana publik," katanya kepada Populis.id pada Kamis (15/09/2022)

Karena itu, ia menekankan jika kasus Eko Kuntadhi ini seharusnya dapat dijadikan pintu masuk untuk menertibkan para buzzer yang mengindahkan etika komunikasi di ranah publik. Mereka ini, kata Jamil, justru menyalahgunakan demokrasi untuk memaki dan menghina orang lain. 

"Celakanya itu mereka lakukan bukan untuk dirinya, tapi lebih kerap untuk kepentingan orang tertentu," tuturnya.

Ia juga menilai bahwa posisi Eko Kuntadhi sebagai Ketua Kornas Ganjarist tentu  akan mempengaruhi rencana pencapresan Ganjar Pranowo. Menurutnya, sebagian masyarakat akan mempersepsi Ganjar tidak mampu mengendalikan relawannya untuk berlaku santun.

Baca Juga: Komentari Pembunuhan Brigadir J Sambil Teriak-teriak Polisi Bajingan Gatot Nurmantyo: Anak Buah Sendiri Dibunuh dengan Penuh Kesadaran!

"Persepsi itu akan menguat setelah Ganjar mengaku tidak mengenal Eko Kuntadhi. Pengakuan Ganjar itu aneh karena Ketua Kornas Ganjarist yang sudah 'mengkampanyekannya' relatif lama justru tidak dikenalnya," paparnya.

Selanjutnya
Halaman

Terkait

Terpopuler

Terkini

Populis Discover