Pegiat media sosial Jhon Sitorus menyentil keras PDI Perjuangan, dia menyebut partai politik besutan Megawati Soekarnoputri bakal kalah telak jika ngotot mengusung putri mahkota Puan Maharani pada Pilpres 2024 mendatang.
Sosok Puan Maharani kata John Sitorus, sama sekali tidak menguntungkan PDIP lantaran selama ini ketua DPR RI tak pernah terlihat prestasinya, tidak hanya itu sikap yang kurang merakyat juga adalah kekurangan lainnya yang bikin Puan Maharani semakin tidak dilirik masyarakat.
“Saya juga yakin @PDI_Perjuangan sebelum menentukan keputusan selalu berbasis data ilmiah. Berat memang jika hanya berharap tuan putri, karena miskinnya Prestasi dan kesan kurang merakyat sudah terlalu melekat dalam dirinya,” kata Jhon di akun twitternya @Miduk17 dikutip Populis.id Sabtu (17/9/2022).
Menurut Jhon Sitorus, jika PDI Perjuangan ingin mengulangi kemenangan pada pemilu kali ini, maka parpol tersebut menyodorkan sosok yang minimal merepresentasikan Joko Widodo. Menurutnya sosok yang paling pas adalah Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. Dia lebih populer dan lebih merakyat ketimbang Puan Maharani.
“Ganjar Pranowo adalah sosok paling tepat penerus Jokowi,” imbuh Jhon Sitorus
Sebagaimana diketahui, dalam hasil survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) yang baru dirilis Kamis (15/9/2022) lalu, PDIP disebut berpotensi keok jika masih memilih Puan Maharani sebagai calon presiden yang diusung pada pemilu mendatang.
“Data kami menunjukkan bahwa jika yang dicalonkan PDI Perjuangan adalah Ganjar, harapan bagi PDI Perjuangan untuk memenangi Pilpres dan kembali memiliki presiden menjadi terbuka," kata pendiri SMRC Saiful Mujani dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (15/9/2022).
Dijelaskan, format survei semi terbuka pada Maret 2021 sampai Agustus 2022, pergerakan suara Puan tidak signifikan, yakni dari 0,5 persen menjadi 1 persen dan Ganjar Pranowo bergerak dari 8,8 persen menjadi 25,5 persen.
Sementara Anies Baswedan dari 11,2 persen menjadi 14,4 persen dan Prabowo Subianto dari 20 persen menjadi 16,7 persen. Survei ini secara tatap muka dilakukan mulai tanggal 5 hingga 13 Agustus 2022.
Populasi itu dipilih secara random (stratified multistage random sampling) 1.220 responden. Response rate sebesar 1.053 atau 86 persen. Margin of error survei dengan ukuran sampel tersebut sebesar ± 3,1 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.