Salah satu anggota tim kuasa hukum Brigadir J, Martin Lukas Simanjuntak, menyoroti pernyataan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) soal perintah menembak Ferdy Sambo ke Bharada E.
Seperti yang diketahui, Ketua Komnas HAM, Ahmad Taufan Damanik, sebelumnya menyebut bahwa pihaknya tidak menemukan perintah membunuh dari Ferdy Sambo ke Bharada E.
Hal itu karena ia menilai Ferdy Sambo adalah menyuruh Bharada E menembak sehingga belum bisa disimpulkan kalau perintah itu juga bertujuan untuk membunuh.
Mengetahui pernyataan itu, Martin pun menegaskan bahwa jika peluru sudah sampai ke badan manusia, maka akibatnya bisa sampai ke kematian.
“Mengenai menembak dan membunuh, kita sudah dewasa ya. Dalam artian ketika dampak dari peluru 9 mm yang biasa dipakai untuk menegakan hukum ini, tentunya jika terkena oleh badan manusia, itu dampaknya bukan hanya untuk iseng-iseng ya seperti anak kecil main tembak-tembakan pakai peluru plastik,” ucapnya.
“Tentunya ketika seseorang menyuruh untuk menembak, dia sudah tau bahwa itu memungkinkan untuk membunuh atau mematikan dari yang ditembak,” lanjut Martin dikutip Populis.id dari kanal YouTube tvOneNews yang videonya diunggah pada Senin (19/9/2022).
Martin menekankan kalau Ferdy Sambo merupakan orang yang menggerakkan Bharada E untuk menembak Brigadir J sehingga ia juga harus bertanggung jawab.
Ia menjelaskan, “Ketika Eliezer disuruh tembak oleh Ferdy Sambo, itu kelihatan diulang-ulang ya ‘tembak, tembak’ sehingga Eliezer pun menembak berkali-kali.”
“Tentunya orang yang menggerakkan Bharada Eliezer, Ferdy Sambo ini untuk menembak dan mengakibatkan kematian, itu bertanggung jawab,” tegasnya menambahkan.
Selain itu, dari hasil rekonstruksi juga Ferdy Sambo diketahui ikut menembak Brigadir J di bagian belakang kepala setelah ia sudah tersungkur akibat tembakan Bharada E.
Ia menyebut bahwa tembakan tersebut merupakan salah satu yang fatal dari seluruh tembakan yang diterima Brigadir J.
“Yang kedua, dari hasil rekonstruksi, Ferdy Sambo ini menembak juga dan dia nembak bagian kepala. Kalau kita ingat dari apa yang disampaikan oleh dr. Ade Firmansyah, (ada) dua titik vital yang membuat Brigadir Josua tuh tewas,” terangnya.
Martin menandaskan, “Yang pertama ada di bagian dada karena langsung kehilangan darah sebanyak 700 ml ya. Lalu yang terakhir adalah di bagian kepala belakang. Nah berdasarkan rekonstruksi, yang menembak kepala belakang adalah Ferdy Sambo. Jadi dia adalah penentu kematian dari Josua.”