Kritikus sekaligus pengamat Politik Rocky Gerung ikut menyoroti pengusutan kasus pembunuhan Brigadir Yosua Hutabarat (Brigadir J) yang diotaki eks Kadiv Propam Polri, Irjen Pol Ferdy Sambo. Menurutnya pengusutan kasus ini terlampau lamban, selama tiga bulan bergulir upaya penyelesaian kasus dugaan pembunuhan berencana itu masih jalan di tempat.
Menurut Rocky pengusutan kasus yang terkesan mandek itu justru mengancam sejumlah agenda politik Presiden Joko Widodo dan agenda strategis nasional lainnya. Dengan kasus ini lanjut Rocky Gerung negara seperti Russia dan Ukraina yang justru khawatir datang ke Indonesia sebab mereka menilai keamanan di Indonesia sedang kacau balau.
"Mereka pasti khawatir jika datang ke sini. Soalnya situasinya lagi kacau, keamanan sedang tidak baik-baik saja Nah kartu ini yang orang tunggu. Jangan sampai kartu itu memporakporandakan agenda politik Presiden Jokowi ada Pemilu, G20," kata Rocky Gerung di saluran Yotubenya dikutip Populis.id Rabu (21/9/2022).
Rocky melanjutkan, pengusutan kasus pembunuhan brigadir J ini juga ke depan bakal semakin rumit, Rocky menilai politisasi kasus ini bakal terus berlanjut, bahkan pihak-pihak yang terlibat di dalamnya juga terus sikut-sikutan di belakang panggung.
“Politisasi kasus ini masih akan terus berlanjut karena Ferdy Sambo mewakili satu kondisi yang betul-betul berantakan dan kita melihat pat gulipat, sogok menyogok, ancam mengancam itu terjadi di belakang kriminalnya Sambo. Ancam mengancam politik terjadi, intai mengintai jabatan juga terjadi,” ujarnya.
Rocky melanjutkan, peliknya pengusutan perkara dugaan pembunuhan berencana itu tidak lepas dari berbagai kepentingan yang semakin lama semakin kompleks. Kasus ini kata Rocky bisa melebar ke mana-mana dan dan menyeret sejumlah orang penting.
"Perkara Ferdy Sambo ini akan kompleks karena di dalamnya ada kepentingan yang makin lama makin berlapis-lapis. Tapi kasus Ferdy Sambo membuat kita bening melihat kerapuhan institusi itu sampai ke tingkat yang paling tinggi pada akhirnya," jelasnya.