Pendeta Gilbert Lumoindong memberi pembelaan kepada eks Kadiv Propam Polri Ferdy Sambo atas kasus pembunuhan Brigadir Yosua Hutabarat (Brigadir J).
Dia menegaskan jenderal bintang itu tak sekalipun memerintahkan Bharada Richard Eliezer (Bharada E) untuk membunuh Brigadir J.
Instruksi Ferdy Sambo, kata dia sangat jelas yakni menyuruh menembak dengan maksud memberi pelajaran kepada Brigadir J yang diduga telah melecehkan istrinya Putri Candrawathi.
"Bharada E diperintahkan menembak maksudnya bukan membunuh, tetapi hanya menyadarkan supaya dia mau mengakui perbuatannya. Kemudian pembunuhan itu terjadi," kata pendeta Gilbert dalam sebuah video di saluran Youtubenya dikutip Populis.id Senin (26/9/2022).
Tidak hanya itu, Pendeta Gilbert mengatakan, setelah Brigadir terkapar usai dihujani lima tembakan, Ferdy Sambo memanggil ambulans, dia tidak ingin peristiwa pembunuhan dan pemerkosaan kepada istrinya diketahui publik.
"Ada upaya memanggil ambulance karena gak mau cerita ini diketahui publik dan sangat memalukan," ujarnya lagi.
Dalam kesempatan itu, Pendeta Gilbert dengan tegas membantah klaim pengacara keluarga Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak yang menyebut, motif pembunuhan itu karena pernikahan Ferdy Sambo dengan seseorang yang dipanggil ‘si cantik’ dibongkar Brigadir J. Ferdy Sambo dan sicantik disebut telah dinikahkan seorang rohaniwan.
Menurutnya, motif yang dikemukakan Kamaruddin Simanjuntak tak masuk akal, sebab sebagai seorang pemeluk Kristen Ferdy Sambo pasti mengetahui peraturan pernikahan dalam agama yang dianut, yakni tak ada pernikahan siri atau nikah di bawah tangan.
"Saya pikir itu rohaniawan gila kali, kita kan Kristen tidak mengenal pernikahan siri. Makin ke sini terlihat garingnya,” katanya lagi.