Politikus Partai NasDem Zulfan Lindan mengungkap peristiwa masa lalu yang membuat Megawati Soekarnoputri harus rela menyerahkan kursi presiden Republik Indonesia ke tangan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada Pilpres 2004.
Zulfan bercerita, kejadian itu bermula pada tahun 2003, tepat setahun sebelum pemungutan suara Pilpres 2004.
Ketika itu Zulfan yang merupakan kader PDI Perjuangan tengah berbincang dengan eks Ketua MPR almarhum Taufik Kiemas--yang juga suami Megawati--di markas PDI Perjuangan, Jalan Teuku Umar.
"Tahun 2003, saya pukul 23.00 duduk bersama Pak Taufik di Teuku Umar. Tiba-tiba Bu Mega datang, kaget Pak Taufik," ujar Zulfan dalam acara diskusi Adu Perspektif Detik.com, Senin (26/9/2022) malam.
Menurutnya, Megawati datang untuk bercerita kepada Taufik Kiemas dan dirinya bahwa ia baru saja ditelepon oleh Presiden Amerika Serikat George W. Bush Junior.
"Presiden Bush itu mengatakan kepada Bu Mega ditelepon jam 11 malam. Bahwa, Madam, kata Bu Mega, Bush meminta supaya besok Presiden Megawati ini mengeluarkan statement mendukung serangan koalisi Amerika ke Irak," cerita Zulfan.
Baca Juga: Megawati Wanti-wanti Kadernya Lakukan Dansa-dansa Politik, Buat Ganjar Pranowo?
Namun, Zulfan menyebut, Megawati menolak permintaan Presiden Bush tersebut. Yang kemudian membuat geram Presiden Bush, sehingga berbuntut panjang pada Pilpres 2004.
"Terus Pak Taufik tanya, apa kata mama (Megawati)?. Saya bilang aja, saya gak bisa. Saya kan harus bicara dulu dengan DPR. Terus apa jawab Bush? Langsung dia bilang bulshit! dia banting telepon," cerita dia menirukan percakapan antara Megawati dengan Taufik.
Lebih lanjut Zulfan mengatakan, Taufik Kiemas langsung memprediksi bahwa penolakan tersebut akan berpengaruh pada langkah Megawati di Pilpres 2004.
"Pak Taufik langsung bilang kepada saya, udahlah Pan kita lupakan Mbak Mega jadi presiden dua kali (dua periode). Artinya akan dijegal untuk terpilih (presiden)," ungkapnya.
Hal itulah, menurut Zulfan, yang membuat SBY menang di Pilpres 2004 mengalahkan Megawati.
Baca Juga: Denny Siregar Minta SBY Turun Gunung Tangani Kasus Lukas Enembe: Tinggal Perintah Datang ke Jakarta!
Dia menjelaskan, kemenangan SBY itu ada campur tangan Amerika Serikat yang memang tidak menginginkan Megawati menjadi presiden. Padahal, saat itu, Megawati adalah Capres terkuat.
Zulfan kemudian membeberkan bukti keterlibatan Amerika atas kemenangan SBY pada Pilpres 2004 lalu.
"Jadi, apa yang terjadi 2004 itu, siapa yang dikirim Bush ke mari (Indonesia)? Barangkali kita lupa. Jimmy Carter, kemudian Bill Clinton dikirim ke sini, utusan pemerintah Amerika," ungkap dia.
Baca Juga: Jenderal Dudung Bongkar Kecurangan Pemilu Masa SBY?
Bukan hanya mereka berdua, lanjutnya, tetapi banyak rombongan intelijen Amerika yang beroperasi untuk menjegal Megawati terpilih menjadi presiden.
Dia mengatakan, secara tidak langsung kemenangan SBY pada tahun 2004 lalu itu dibantu oleh Amerika Serikat. Peristiwa itulah yang membuat hubungan Megawati dan SBY makin renggang.
Baca Juga: Belum Jadwalkan Pemanggilan Roy Suryo, Kombes Zulpan: Belum Ada...
Sebelumnya, hubungan Megawati dan SBY memang mulai merenggang ketika SBY tak jujur mau maju sebagai Capres 2004. Saat itu, SBY adalah menterinya Megawati.
"Kenapa (SBY) berani? didukung partai-partai kecil kemudian menang. Kita tahu yang dukung itu PKS, PBB, Demokrat, PKP, mengalahkan calon-calon partai besar," ucap Zulfan.
Hinggi kini hubungan SBY dan Megawati tak kunjung harmonis, meski Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat itu mengeklaim sudah mencoba memperbaiki hubungannya itu.