Akibat Cacatnya Pernyataan Menag Yaqut, Kritik pun Bertebaran

Akibat Cacatnya Pernyataan Menag Yaqut, Kritik pun Bertebaran Kredit Foto: Dok. Kemenag

Baru-baru ini, Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholid Qoumas tengah menjadi sorotan masyarakat dengan merebaknya Tagar #PecatYaqut menjadi trending topic di Twitter. Pasalnya, Yaqut baru saja mengatakan pernyataan kontroversial yang cukup menyinggung banyak pihak. 

Sebelumnya, Yaqut memberikan sebuah pernyataan yang menyebut bahwa Kementerian Agama (Kemenag) bukan dibentuk untuk umat Islam secara umum, namun secara khusus merupakan bentuk hadiah negara untuk jamaah Nahdlatul Ulama (NU). Hal ini disampaikannya saat mengisi sebuah acara webinar internasional Peringatan Hari Santri 2021 RMI-PBNU yang ditayangkan salah satu kanal di YouTube.

Yaqut saat itu bercerita terkait adanya perdebatan terkait Kementerian Agama soal usulan perubahan tagline Kemenag.

"Ada perdebatan kecil di Kementerian, ketika mendiskusikan soal Kementerian Agama, saya berkeinginan untuk mengubah tagline atau logo Kementerian Agama, tagline Kementerian Agama itu kan 'Ikhlas Beramal'. Saya bilang, nggak ada ikhlas kok ditulis gitu, namanya ikhlas itu dalam hati, ikhlas kok ditulis, ya ini menunjukkan nggak ikhlas saya bilang," kata Yaqut.

Perdebatan itu kemudian berlanjut pada sejarah asal usul Kementerian Agama. Inilah di mana Yaqut menyampaikan pernyataannya terkait Kemenag merupakan hadiah negara untuk NU.

"Ada yang tidak setuju, 'Kementerian ini harus Kementerian Agama Islam' karena Kementerian agama itu adalah hadiah negara untuk umat Islam. Saya bantah, bukan, 'Kementerian Agama itu hadiah negara untuk NU', 'bukan untuk umat Islam secara umum, tapi spesifik untuk NU'. Nah, jadi wajar kalau sekarang NU itu memanfaatkan banyak peluang yang ada di Kementerian Agama kan dia itu NU," sambungnya.

Baca Juga: Gus Yaqut Sebut Kemenag Hadiah Negara untuk NU, Anwar Abbas Sewot Banget Minta Dibubarkan!

Sontak pernyataannya ini menimbulkan kritik dari banyak kalangan. Banyak yang menilai pernyataan Yaqut tidak etis dan kurang bijaksana. Yang pertama datang dari dari pihak PBNU sendiri, yakni Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBNU Helmy Faishal Zaini.

"Dengan segala hormat dan kerendahan hati, tentang pernyataan Pak Menteri Agama tentu itu hak beliau. Meski saya pribadi dapat menyatakan bahwa komentar tersebut tidak pas dan kurang bijaksana dalam perspektif membangun spirit kenegarawanan," ujar Helmy pada Minggu (24/10/2021).

Ia sebenarnya mengakui bahwa benar Nahdatul Ulama (NU) punya peran besar dalam menghapus 7 kata Piagam Jakarta. Namun demikian, ia menyebut jasa itu tidak semata membuat NU boleh semena-mena berkuasa atas Kemenag dan merasa punya hak khusus.

"Meski demikian, NU tidak memiliki motivasi untuk menguasai ataupun memiliki semacam "privelege' dalan pengelolaan kekusaan dan pemerintahan, karena NU adalah jamiyyah diniyah ijtimaiyyah," jelasnya.

Selanjutnya, PP Muhammadiyah yang juga merupakan salah satu ormas Islam terbesar di Tanah Air turut menyampaikan kritik terhadap pernyataan Yaqut. Hal ini disampaikan oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir yang menegaskan pernyataan itu dapat menimbulkan perpecahan dan Yaqut kurang dewasa dalam berbangsa dan bernegara.

“Masih saja ada yang belum beranjak akil-balig dalam berbangsa dan bernegara. Semisal elite negeri yang menyatakan suatu Kementerian Negara lahir diperuntukkan golongan tertentu dan karenanya layak dikuasai oleh kelompoknya. Suatu narasi radikal yang menunjukkan rendahnya penghayatan keindonesiaan,” ujar Nashir pada Senin (25/10/2021).

Ia menekankan bahwa Indonesia adalah milik bersama. Sebab diperjuangan oleh semua golongan tanpa melihat organisasinya.

“Indonesia itu lahir dan hidup untuk seluruh rakyat Indonesia tanpa kecuali. Sukarno dalam pidato 1 Juni tahun 1945 dalam sidang BPUPKI yang monumental menyatakan dengan lantang bahwa “Kita hendak mendirikan suatu negara buat semua. Bukan buat satu orang, bukan buat satu golongan, baik golongan bangsawan maupun golongan yang kaya, tetapi semua buat semua”, ungkapnya.

Majelis Ulama Indonesia (MUI) juga turut bersuara terkait pernyataan Yaqut tersebut. Wakil Ketua MUI Anwar Abbas mengaku sangat menyayangkan apa yang dikatakan Yaqut.

"Pernyataan ini tentu sangat-sangat kita sayangkan karena tidak menghargai kelompok dan elemen umat dan masyarakat lainnya," kata Anwar, Minggu (24/10/2021).

Ia bahkan menyarankan agar sebaiknya Kemenag dibubarkan saja karena menurutnya dapat menimbulkan kegaduhan jika dikelola oleh pihak-pihak seperti Yaqut.

"Saya minta Kementerian Agama lebih baik dibubarkan saja, karena akan membuat gaduh. Di mana mudaratnya pasti akan jauh lebih besar dari manfaatnya," tegas Anwar.

Masih dari MUI, Sekjen MUI Pusat Amirsyah Tambunan menilai bahwa pernyataan Yaqut tersebut sangat kontraproduktif dengan sejarah asal mula pembentukan Kemenag.

"Sekali lagi menolak pernyataan Menag bahwa Kemenag merupakan hadiah untuk NU, karena kontraproduktif dengan fakta historis, menegaskan Departemen Agama (nama awal Kemenag) dari oleh untuk umat dan bangsa," tegas Amirsyah pada Senin (25/10/2021).

Kalangan politisi juga turut memberikan respons terkait pernyataan kontroversial pria yang akrab disapa Gus Yaqut tersebut, salah satunya adalah Anggota DPR RI Fraksi Gerindra Fadli Zon. Menurutnya, Yaqut salah menempatkan diri dalam menyatakan hal tersebut.

"Menag ini sering salah menempatkan diri atau salah pernyataan. Klaim ini perlu diklarifikasi termasuk oleh Pak @jokowi. Benarkah kementrian agama ini hadiah khusus untuk NU bukan untuk umat Islam secara keseluruhan atau umat beragama lainnya?" cuit eks-Wakil Ketua DPR RI tersebut di akun Twitter-nya, dikutip Senin (25/10/2021).

Selain itu, Wakil Ketua DPR RI Petahana Sumfi Dasco Ahmad juga turut menyampaikan pendapatnya terkait pernyataan Yaqut tersebut. Menurutnya, secara historis Kemenag memang dibuat untuk semua agama di Tanah Air.

"Secara historis nomenklatur Kementerian Agama itu kan memang dibuat untuk semua jenis agama di Indonesia. Dan kita mari menjaga supaya semua teduh dan sejuk dalam keadaan pandemi Covid-19 ini mari kita sama-sama menjaga suasana agar rakyat kita tidak bingung dan imunnya turun," ujar Dasco pada Senin (25/10/2021).

Mantan Wakil DPR RI yang kini menjabat sebagai Wakil Ketua Umum Partai Gelora, Fahri Hamzah juga turut menyampaikan agar Menag Yaqut tidak melontarkan pernyataan yang membuat publik salah persepsi, meskipun alasan Yaqut melontarkan pernyataan tersebut adalah untuk menyenangkan santri NU. Ia mengingatkan bahwa Kemenag adalah sebuah lembaga negara, bukan lembaga keagamaan.

"Tidak ada yang salah dengan pernyataan Menag, jika konteksnya ingin menyenangkan hati para ulama dan santri NU. Menjadi salah, karena omongan ini meluas ke publik. Yang penting jangan sampaik publik mempersepsikan lembaga Kemenag hanya boleh dipimpin oleh satu ormas, nanti kan kacau jadinya. Itu bukan lembaga keagamaan, itu lembaga negara," tutur Fahri pada Senin (25/10/2021).

Baca Juga: Digebuk Kiri Kanan, Gus Yaqut Teriak: Salah Nggak Itu? Saya Tanya Salah Nggak Itu?

Bahkan, Mantan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla (JK) juga turut bersuara. JK yang juga menjabat sebagai Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) menegaskan jika Kementerian Agama bukan hadiah untuk organisasi kemasyarakatan keagamaan tertentu saja, melainkan keharusan dari negara memberikan wadah untuk seluruh agama dan ormas keagamaan di Indonesia.

"(Kemenag) Itu bukan hadiah, itu adalah keharusan, karena negeri kita ini berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa sehingga tentu semua agama sangat penting untuk dilindungi. "Jadi bukan hanya NU, tetapi semua agama dan semua organisasi keagamaan. Itu yang dinaungi pemerintah lewat Kementerian Agama," tegasnya, dilansir Antara pada Senin (25/10/2021).

Adapula suara yang diutarakan oleh kalangan pengamat menyoal pernyataan Yaqut tersebut, salah satunya adalah Analis komunikasi politik, Hendri Satrio. Ia melontarkan kritik keras kepada Yaqut terkait pernyataannya tersebut. Ia berpendapat bahwa Yaqut tak seharusnya mengeluarkan pernyataan tersebut. Pasalnya, hal ini bisa memicu kecemburuan sosial dari kalangan masyarakat lantaran negara dianggap hanya memihak ormas Islam tertentu saja.

"Lama kelamaan kita memahami lah kualitas dari Menag. Kalau menurut saya, tidak tepat dia mengatakan seperti itu sebagai seorang menteri, kalau dia masih jadi Ketua Banser dia bicara seperti itu ya enggak apa-apa. Jadilah menteri yang katanya berdiri di atas semua agama. Bahkan seorang menteri yang berdiri di atas semua atau melindungi semua umat Islam itu tidak pantas bicara seperti itu,” tandas pentolan Lembaga Survei KedaiKOPI itu pada Senin (25/10/2021).

Kemudian, Pengamat Hukum dan Politik Mujahid 212 Damai Hari Lubis juga turut mengkritik Yaqut. Ia menilai pernyataan tersebut sangat radikal dan rasis, sebab dengan pernyataan itu, Yaqut seolah-olah membatasi ruang lingkup Kemenag. Padahal Kemenag mengatur semua agama di Indonesia, bukan satu agama atau ormas keagamaan tertentu saja.

"Itu narasi radikal, primordial dan rasis padahal asasnya adalah sistem perundang-undangan. Dan kepentingan Kemenag adalahketentuan yang mengatur untuk seluruh agama. Tidak ada dalam satu pasal pun ketentuan yang menyatakan Kemenag khusus untuk NU. Perilaku Yaqut ini menambah daftar perilaku pejabat publik yang amburadul atau semau gue," pungkasnya pada Senin (25/10/2021).

Aktivis dan pengamat politik Rocky Gerung juga turut menyayangkan apa yang dikatakan Yaqut terkait Kemenag hadiah untuk NU tersebut. Ia menilai Yaqut terkesan ingin membanggakan diri yang mana dapat membuat elemen bangsa lainnya merasa terabaikan.

"Bukan dengan klaim lalu membuat kalangan non NU juga merasa kok itu ekslusif banget. Jadi, mau dianggap Kementerian NU aja kalau gitu kan. Apalagi di kalangan NU banyak yang memang mengerti atau bijak untuk memahami fasilitas itu," ujar Rocky dalam kanal YouTube-nya, dikutip Senin (25/10/2021).

Ia juga melanjutkan bahwa hal ini membuat jabatan Menag Yaqut yang baru seumur jagung tersebut berpotensi terkena reshuffle oleh Presiden Jokowi.

"Jadi, tidak wise Menteri Agama dalam kedudukannya yang baru seumur jagung ini mengucapkan itu. Itu potensi untuk di-reshuffle nanti. Karena itu, terlalu peka justru saudara Yaqut itu mempromosikan dirinya," tutup Rocky.

Adapun Menag Yaqut sendiri sebenarnya sudah menyampaikan klarifikasinya terkait pernyataannya tersebut. Ia mengaku sangat menyayangkan hal tersebut menjadi polemik, pasalnya ia menyampaikan hal itu di forum internal.

"Itu saya sampaikan di forum internal. Saya tidak tahu kemudian kok digoreng-goreng di publik bagaimana," katanya pada Senin (25/10/2021).

“Salah enggak itu? Saya tanya salah enggak itu? Itu karena internal. Jadi itu biasa, memberi semangat itu wajar, itu forum internal. Itu forum internal, itu konteksnya menyemangati," tuntasnya.

Baca Juga: Polemik Kemenag Hadiah untuk NU, Gus Yaqut Diminta Luruskan Ucapan

Terkait

Terpopuler

Terkini

Populis Discover