Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) turut berbelasungkawa atas jatuhnya ratusan korban jiwa dan luka-luka dalam tragedi setelah pertandingan sepakbola Arema melawan Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Sabtu (1/10) malam.
“Kami mendapat laporan perkembangan bahwa sampai dengan pukul 07.30 WIB, telah ada 153 korban jiwa dari kejadian ini,” ucap Ketua Umum YLBHI Muhammad Isnur dalam keterangannya, Minggu (2/10).
Menurut Isnur, dari video yang diterima pihaknya, YLBHI melihat adanya kekerasan yang dilakukan aparat dengan memukul dan menendang suporter yang ada di lapangan.
Ketika situasi suporter semakin banyak ke lapangan, aparat justru melakukan penembakan gas air mata ke tribun yang masih banyak dipenuhi penonton.
“Kami menduga bahwa penggunaan kekuatan yang berlebihan (excessive use force) melalui penggunaan gas air mata dan pengendalian massa yang tidak sesuai prosedur menjadi penyebab banyaknya korban jiwa yang berjatuhan,” kata dia.
Baca Juga: Waduh! Tragedi Kanjuruhan Jadi Peristiwa Nomor 2 di Dunia Olahraga yang Mengerikan
Isnur menuturkan penggunaan gas air mata tidak sesuai dengan prosedur pengendalian massa, yang mengakibatkan suporter di tribun berdesak-desakan mencari pintu keluar, sesak napas, pingsan, dan saling bertabrakan.
Lihat Sumber Artikel di JPNN.com Artikel ini merupakan kerja sama sindikasi konten antara Populis dengan JPNN.com.