Muhammad Riandi Cahyono salah satu Aremania yang menjadi korban dalam tragedi kerusuhan di stadion Kanjuruhan usai pertandingan Arema FC melawan Persebaya pada Sabtu, (1/10/2022). Dalam peristiwa ini, ratusan suporter Arema FC meninggal dunia.
Riandi, mengatakan, ia dan kekasihnya sengaja menyaksikan pertandingan tersebut dengan mengendarai motor dari Blitar ke Malang.
"Sekarang saya tidak tahu di mana pacar saya, belum ketemu sampai sekarang," ucap pria yang berusia 22 tahun tersebut di RSUD Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Minggu (2/10/2022).
Pada saat kejadian, Riandi tak menampik ikut turun ke lapangan bersama Aremania lainnya. Hal ini semata-mata untuk menyampaikan protesnya karena Arema FC kalah dengan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan.
Bukannya respons positif, Riandi justru mendapatkan perlakuan yang tidak manusiawi. Banyak Aremania yang dipukul oleh petugas sehingga membuatnya sedih dan kecewa. Ditambah lagi, petugas melakukan penembakan gas air mata ke suporter.
Lihat Sumber Artikel di Republika Artikel ini merupakan kerja sama sindikasi konten antara Populis dengan Republika.