Dikatakan, para suporter tersebut tak cuma menyerang para pemain dan official tim tamu Persebaya, tetapi juga melakukan serangan terhadap para pemain tuan rumah, dan ofisial Arema FC. Laga antara Arema Vs Persebaya itu, berakhir dengan skor kekalahan tuan rumah 2-3.
Kapolda Jawa Timur (Jatim) Inspektur Jenderal (Irjen) Nico Afinta dalam siaran pers Polri menyebutkan suporter yang nekat turun dari tribun penonton dan merangsek masuk ke tengah lapangan seusai laga ada ribuan. “Sekitar tiga ribuan Aremania,” kata Nico.
Menurut dia bukan cuma para pemain dan ofisiial. Petugas keamanan dari Polri juga turut terkena sasaran.
“Dua orang anggota kepolisian meninggal dunia,” begitu kata Nico.
Selain itu, dikatakan para suporter nekat itu juga merusak 10 unit mobil dinas kepolisian, dan tiga kendaraan pribadi. Akan tetapi dalam rilis resmi Polri itu, tak ada disebutkan aksi nekat para suporter itu direspons para petugas keamanan dari kepolisian dengan gas air mata, dan pemukulan serta aksi-aksi pengeroyokan oleh petugas.
Padahal dalam banyak video amatir yang tersebar di sejumlah media, dan media sosial (medsos) memperlihatkan para personel kepolisian yang menembakkan gas air mata ke para suporter di lapangan, dan juga para penonton yang berada di tribun.
Lihat Sumber Artikel di Republika Artikel ini merupakan kerja sama sindikasi konten antara Populis dengan Republika.