Tragedi Kanjuruan menekan luka mendalam dalam sejarah sepak bola. Tragedi ini juga merupakan tragedi terbesar dalam sejarah sepak bola di Indonesia bahkan di dunia.
Mengingat korban melebihi jumlah korban tragedi sepak bola di Liverpool, di mana di Indonesia memakan lebih korban hampir ratusan lebih jiwa.
Anggota Komisi X DPR RI Sodik Mudjahid mengungkapkan keprihatinannya atas kabar yang menyesakkan hati dan jiwa rakyat Indonesia.
"Peristiwa ini, selain harus diusut dari sisi medis dan keamanan juga harus dijadikan hajaran, bukan pelajaran, yang berat, untuk penataan ulang yang mendasar tentang manajemen penonton dan manajemen pendukung suatu klub sepakbola," ungkap Sodik dalam keterangan tertulisnya yang dikutip pada Senin (3/10/2022).
Ia mengimbau semua pemangku kepentingan di sepak bola mulai dari pakar, praktisi, tokoh sosiolog, manajemen massa, hingga tokoh masyarakat, harus dilibatkan. Pendekatan pembinaan dan pendidikan kepada pecinta bola dan para pendukung sebuah klub di Indonesia harus diubah secara fundamental.
"Dimulai soal semangat kebangsaan, persatuan Indonesia, budaya bhineka tunggal ika, sampai pendekatan model fans klub moderen seperti pendukung klub moderen di negara maju. Jika tidak ada perubahan yang fundamental mendasar, akan menggangu banyak hal seperti prestasi sepak bola, prestasi klub bahkan sampai kepada sanksi dan kepercayaan FIFA kepada PSSI," urainya.
Oleh karena itu ia menekankan agar PSSI harus jadi motor yang proaktif dalam menuntaskankan persoalan serta mampu melakukan transformasi pada manajemen pertandingan dan manajemen fans klub.