Tragedi Kanjuruhan yang terjadi pada Sabtu (1/10/2022) membawa luka pahit bagi kalangan masyarakat terutama dunia olahraga, terlebih keluarga korban.
Tragedi itu telah merenggut ratusan korban jiwa bahkan dua anggota polisi tewas dalam bertugas di insiden pertandingan sepak bola antara Arema Malang dan Persebaya Surabaya itu. Salah satu yang harus merasakan pedihnya adalah Abdurahman selaku paman dari nama korban yakni Andika.
"Andika (nama keponakan) dari kecil memang suka Arema," ujar Abdurahman dalam perbincangan di TV One yang dikutip pada Senin (3/10/2022).
Abdurahman mengatakan bahwa Andika jauh-jauh dari Blitar ke Malang untuk menonton klub kesayangannya itu.
"Menurut temannya Andika, dia sama temannya itu enggak ada di stadion, itu di luar, di luar juga banyak penonton Arema menikmati pertandingan di layar," katanya.
Akan tetapi, ketika kondisi di lokasi itu tak kondusif, Andika justru berusaha masuk dan akhirnya menjadi korban.
"Berdasarkan tadi saat dimandikan memang ada luka memar di sekujur tubuh bahkan ada warna biru," katanya.
Ia menduga adanya memar di tubuh Andika itu karena akibat desakan dan injakan suporter lain.
"Itu mungkin selain akibat gas air mata juga akibat terinjak-injak oleh suporter lain," katanya.
Diketahui, tragedi Kanjuruhan sendiri hingga Senin (3/10/2022) tercatat 174 suporter meninggal dunia dan 2 anggota Polri yang tengah melakukan pengamanan. Adapun 448 suporter lain masih menjalani perawatan di rumah sakit.