Anggota Komisi III DPR RI, Johan Budi mengatakan bahwa peristiwa berdarah di Stadion Kanjuruhan pasca laga Arema melawan Persebaya tak cukup hanya disikapi dengan evaluasi. Ia menegaskan pemerintah mesti putar otak mencari solusi jitu untuk meminimalkan kejadian seperti ini agar tak terulang lagi.
"Saya sebagai anggota fraksi PDI Perjuangan di Komisi III meminta untuk tidak hanya sekadar mengucapkan evaluasi-evaluasi dan membentuk tim yang kemudian hasilnya tidak jelas," katanya kepada awak media pada Senin (03/10/2022).
Menurutnya kekacauan dalam dunia sepak bola Tanah Air bukan baru terjadi kali ini, kericuhan antar pendukung yang memakan korban jiwa kata dia kerap kali terjadi di Indonesia, untuk itu dia meminta agar tim investigasi bentukan pemerintah ini mesti bekerja sungguh-sungguh untuk menghasilkan sesuatu yang dapat merubah dunia sepak bola Indonesia.
"Tiket sepakbola itu tidak bisa ditukar oleh nyawa, satu nyawapun tidak boleh. Jadi yang ingin saya garis bawahi adalah tim yang dibentuk oleh pemerintah, atau PSSI, atau Kemenpora, harus menghasilkan hal yang jelas," ucapnya.
"Siapa yang salah, kalau ada yang mengarah ke tindak pidana ya pidanakan. Kalau ada yang harus bertanggung jawab di level manapun, harus dicopot, apakah itu di pssi, apakah itu di tempat yang lain," tegasnya.
Mantan Juru Bicara Istana ini meyakini bahwa kalau tidak ada tindakan yang tegas dalam menyikapi kericuhan ini, maka akan terjadi lagi. Kita tidak ingin kejadian di Malang terulang kembali, dan kita semua berharap semoga peristiwa yang ada di Malang itu adalah peristiwa yang terakhir.
"Kedepan kita tidak boleh lagi ada kejadian-kejadian yang kemudian meminta korban jiwa dari saudara-saudara kita," tutur Politisi PDI Perjuangan ini.
Di sisi lain, ia mendesak PSSI dan klub untuk secara terus-menerus memberikan edukasi kepada para suporter dari masing-masing klub. Menurutnya, suporter perlu disadarkan bahwa olahraga itu adalah bentuk sportifitas dan tidak boleh ada kebencian. Menang dan kalah itu adalah hal biasa.
"Ini perlu juga dilakukan edukasi secara terus-menerus kepada para suporter. Tidak ada yang salah mendukung klub, semua juga berhak mendukung klub tetapi sejauh mana, sebatas mana kita harus mendukung klub itu," pungkasnya.