Tragedi Kanjuruhan masih menyisakan duka mendalam bagi sepak bola Tanah Air. Peristiwa berdarah usai laga Arema FC dan Persebaya Surabaya pada 1 Oktober 2022 itu merenggut 125 jiwa yang 33 diantaranya adalah anak-anak di bawah umur.
Sejumlah korban selamat dalam tragedi paling kelam dalam sejarah sepak bola global itu kini banyak yang berani berbicara soal peristiwa ini, sudah ada beberap yang berani menceritakan kesaksian mereka ketika peristiwa mengerikan itu terjadi.
Reza salah aremania, julukan untuk pendukung Arema FC menceritakan kesaksian mengerikan saat tribun mereka dihantam tembakan gas air mata dari petugas keamanan.
"Itu gas air mata tidak ditembakan ke kerumunan yang ada di lapangan tapi ke tribun langsung," kata Reza dalam sebuah video yang diunggah akun twitter @Bospurwa dikutip Populis.id Rabu (5/10/2022).
Reza melanjutkan, saat gas air mata ditembakan dan penonton panik, kondisi tribun mereka menjadi kacau balau, semuanya panik hingga berdesak-desakan untuk mencari tempat perlindungan.
Di tribun tempat mereka duduk lanjut Reza ada ibu-ibu yang membawa anak balita terpisah dari sang suami, ibu muda itu histeris saat melihat anaknya tak bisa bernafas lagi dalam pelukannya.
"Di depan saya, saya melihat sendiri membawa anak-anak balita berumur sekitar 1,5 bulan, masih digendong berteriak minta tolong, anak saya sudah tidak bernafas… anak saya sudah tidak bisa bernafas, anakku mati," tutur Reza menirukan teriakan ibu-ibu tersebut.
Melihat kondisi seperti itu, Reza dan para suporter lainnya berusaha memberi pertolongan di tengah kepulan asap gas air mata yang bikin perih di mata dan sesak nafas itu.
"Ku bilang sama teman saya, tahan semua (suporter) yang dari atas, sampai ibu ini bisa dibawa keluar bersama almarhum si bayi tersebut," tuturnya.