Rekaman CCTV Tragedi Kanjuruhan Dibuka, Korban Berjatuhan di Pintu 9 hingga 14, Polisi Langsung Bilang Begini...

Rekaman CCTV Tragedi Kanjuruhan Dibuka, Korban Berjatuhan di Pintu 9 hingga 14, Polisi Langsung Bilang Begini... Kredit Foto: Taufik Idharudin

Kepala Divisi Humas Polri, Irjen Dedi Prasetyo mengaku pihaknya sudah membuka kamera pengawas untuk melihat situasi saat tragedi Kanjuruhan yang merenggut 313 korban jiwa itu terjadi. 

Dedi menyebut, dalam rekaman kamera pengawas itu, terlihat sejumlah anggota polisi berupaya  mengevakuasi aremania, julukan untuk pendukung Arema FC saat mereka mulai panik dan berhamburan keluar stadion karena tembakan gas air mata. 

Menurut Dedi, ketika itu Polisi  dihalang-halangi untuk melakukan upaya penyelamatan. Akhirnya Polisi tersebut justru lari dari lokasi tersebut. Ia juga mengungkapkan bahwa di pintu 13 dan 14 ada anggota korps bhayangkara yang meninggal dunia.

Baca Juga: Wajah Membiru, Mulut Berbusa, Jenazah Korban Tragedi Kanjuruhan Mengenaskan, Diduga Tewas Kekurangan Oksigen Akibat Gas Air Mata

"Saya lihat dari CCTV yang saya sebutkan, pintu 9, 10, 11, 12, 13, 14 yang menjadi tempat kejadian di situ banyak korban berjatuhan, itu ada di CCTV, anggota Polri justru saat evakuasi kepanikan tersebut terjadi semacam dihalang halangi, kemudian dilempar sehingga lari malahan. Justru di pintu 13 14 ada anggota yang meninggal," katanya kepada awak media pada Rabu (06/10/2022) malam.

Menurutnya, saat ini tim audit investigasi dari irwasum maupun dari propam sudah melakukan pemeriksaan terhadap 31 anggota Polri. Dari 31 anggota itu, menurut Dedi ada beberapa hal yang harus betul- betul didalami. 

"Kenapa demikian, karena unsur ketelitian kehati hatian dan kecermatan yang dilakukan oleh tim ini betul-betul menjadi standar," terangnya.

Selain itu, dari tim penyidik sudah melakukan pemeriksaan 35 saksi. Baik saksi internal, yakni anggota Polri yang terlibat pengamanan di stadion Kanjuruhan maupun saksi dari eksternal. Saksi dari eksternal, masih ada beberapa hal yang perlu didalami.

"Pendalaman oleh tim harus dilakukan pada malam hari ini dan juga besok. Mungkin besok baru saya sampaikan progres baik dari tim audit investigasi yang dilakukan propam dan irwasum, juga tim sidik. Dalam hal ini gabungan dari Bareskrim dan Polda Jatim," ujarnya.

Mantan Kapolda Kalimantan Tengah ini menekankan, sesuai dengan arahan Kapolri dan sesuai arahan dari Presiden tim ini harus kerja secara cepat, maraton untuk menyampaikan hasilnya agar ada kepastian hukum dan juga bisa dilihat masyarakat. 

Baca Juga: Gegara Tragedi Kanjuruhan Anggaran Gas Air Mata Polri Langsung Disorot, Ternyata Sampai Rp20 Miliar: Duit Rakyat Buat Bunuh Rakyat!

"Harus cepat tapi unsur kehati hatian, kecermatan juga menjadi standar. Semua syarat formil dan materiil harus terpenuhi," pungkasnya.

Terkait

Terpopuler

Terkini

Populis Discover