Kesaksian Korban Tragedi Kanjuruhan: Saya Udah Memohon Polisi Jangan Menembakkan Gas Air Mata, tapi Malah Dipukuli

Kesaksian Korban Tragedi Kanjuruhan: Saya Udah Memohon Polisi Jangan Menembakkan Gas Air Mata, tapi Malah Dipukuli Kredit Foto: ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto

Sebuah kesaksian dari korban selamat tragedi Kanjuruhan Malang, Sabtu malam lalu.

Yohanes Prasetyo, Aremania yang selamat dari maut itu mengaku sudah memohon kepada polisi agar tidak menembakkan gas air mata ke arah penonton.

"Saya berinisiatif untuk turun ke lapangan, cuma memohon sama aparat kepolisian untuk tidak meneruskan tembakan gas air mata," ujar Yohanes dikutip dari YouTube MataNajwa, Jumat (7/10/2022).

Baca Juga: Polri Sebut Enam Tersangka Tragedi Kanjuruhan Dijerat Pasal Berbeda

Inisiatifnya itu bermula saat ia terkena gas air mata di atas tribun. Ia juga menyaksikan sejumlah anak kecil dan ibu-ibu yang menjerit karena gas air mata.

"Saya turun, coba saya ngomong baik-baik sama Pak polisi. Pak polisi tolong, jangan tembakkan gas air mata ke tribune. Di situ banyak anak kecil. Awal Pak polisi bilang, oh iya bro bilangin teman-temanmu," ujarnya menirukan percakapan dengan polisi pada Sabtu malam lalu.

Alih-alih dikabulkan, namun permintaannya itu justru disambut dengan tindakan kekerasan aparat kepolisian.

Baca Juga: Jenderal Listyo Sigit Bongkar Peran 6 Tersangka dalam Tragedi Kanjuruhan, Ternyata…

Ia kemudian diteriaki dan dibentak-bentak oleh anggota polisi lain yang tiba-tiba datang menghampirinya.

Tak hanya itu, ia juga tiba-tiba dipukul kepalanya dari arah belakang. "Awal serangan itu dari belakang mengarah ke kepala saya. Itu serangan beberapa kali tapi saya gak melihat siapa yang menyerang, saya gak melihat identitasnya," ungkap Yohanes.

Akibat tindak kekerasan itu Yohanes mengalami luka-luka di area badan, kaki, dan kepala.

Baca Juga: Penjaga Pintu Stadion Tak Ada di Tempat Saat Tragedi Kanjuruhan, Kapolri: Terjadi Sumbatan di Pintu-pintu Itu Hampir 20 menit!

Seperti diketahui, aparat kepolisian yang mengamankan jalannya pertandingan Arema FC vs Persebaya pada 1 Oktober lalu menembakkan gas air mata secara berlebihan.

Tembakan gas air mata itu diarahkan ke tribune penonton, akibatnya menimbulkan kepanikan dan kericurah di stadion.

Banyak suporter yang berlarian untuk menyelamatkan diri dari gas air mata, nahas sejumlah pintu di stadion terkunci sehingga para penonton saling berdesakan dan ada yang terijak-injak.

Dilaporkan sedikitnya ada 131 orang tewas akibat sesak napas dan terinjak-injak dalam tragedi Kanjuruhan ini.

Terkait

Terpopuler

Terkini