Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo telah menetapkan sejumlah orang sebagai tersangka dalam tragedi Kanjuruhan, Sabtu (1/10/2022).
Salah satunya adalah Ketua Panitia Pelaksana Arema FC, Abdul Haris yang bertanggung jawab atas berbagai kelalaian yang mengakibatkan meninggalnya ratusan orang.
Panitia pelaksana diduga melakukan sejumlah kelalaian, dari mulai persiapan pengamanan supporter, penjualan tiket yang dinilai lebih dari kapasitas di Stadion Kanjuruhan, sampai dengan gagalnya pintu 13 dibuka.
Walaupun Abdul Haris pernah mengatakan keikhlasannya ditetapkan sebagai tersangka, ia sekarang berusaha memberi klarifikasi dari sudut pandangnya sebagai salah satu orang yang turut mengevakuasi para korban saat tragedi berlangsung.
Abdul Haris mengungkapkan jumlah tiket yang terjual malam itu mencapai 42.500 buah dan telah dikomunikasikan oleh kepolisian.
“Selama pertandingan, mulai kick off sampai selesai pertandingan clear, tidak ada masalah. Penonton pun tidak meluber kemana-mana,” kata Abdul Haris, dilansir dari kanal Youtube tvOneNews, Senin (10/10/2022).
Baca Juga: Penembakan Gas Air Mata di Stadion Kanjuruhan Bukan Karena Panik, Polisi Lakukan Secara...
“Pertandingan sebelumnya, lawan Persija itu melebihi kapasitas (tapi) tidak ada masalah. lawan Persib Bandung, Arema kalah dan main malam, tidak ada masalah. Jadi yang jadi sumber petaka disini adalah karena adanya penembakan gas air mata,” lanjutnya.
Ia mengatakan, panpel sudah mempunyai SOP untuk membuka pintu stadion 15 menit sebelum pertandingan selesai dan istruksi itu telah disampaikan kepada security officer.
Abdul Haris juga mencontohkan kerusuhan yang terjadi usai pertandingan Persib Bandung tahun 2018.
"Kita flashback kepada pertandingan tahun 2018, juga terjadi chaos ketika Arema melawan Persib Bandung, terjadi penembakan gas air mata, sama kasusnya, korbannya kurang lebih 214 yang meninggal satu," ujar Abdul Haris.
Baca Juga: Bertemu dengan Aremania, TGIPF Dapatkan Bukti Penting soal Tragedi Kanjuruhan, Ternyata...
"Masalahnya sekarang, kenapa gas air mata sekarang ini bisa sampai pingsan, yang saya evakuasi sudah sesak napasnya, matanya sudah tertutup semua. Saya sendiri juga merasakan gas air mata itu ke hidung, ke tenggorokan sampai ke dada ini sesak sekali," sambungnya.