Politikus Partai Demokrat Cipta Panca Laksana menyayangkan sikap polri yang menggunakan gas air mata kedaluwarsa dalam tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur pada Sabtu (1/10) malam lalu.
Dia pun heran mengapa kepolisian masih menggunakan gas air mata kedaluwarsa.
"Gila gas air mata kedaluwarsa masih digunakan," tegas Panca melalui akun Twitternya, Senin (10/10/2022).
Baca Juga: Mabes Polri Akui Gunakan Gas Air Mata Kedaluwarsa Saat Tragedi Kanjuruhan
Padahal, Polri memiliki anggaran ratusan miliar untuk membeli gas air mata pada tahun ini. Menurut informasi di platform Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Polri, anggaran untuk membeli pelontar dan amunisi gas air mata pada tahun 2022 mencapai Rp160 miliar lebih.
Lebih lanjut Panca mempertanyakan tersangka dari anggota Polri yang hanya berpangkat AKP.
Seharusnya, menurut dia, yang bertanggung jawab atas tragedi Kanjuruhan itu lebih dari hanya berpangkat AKP.
"Kalau begini masa level AKP yang bertanggung jawab," cetus loyalis Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) ini.
Sebelumnya, Mabes Polri mengakui bahwa pihaknya menggunakan gas air mata kedaluwarsa dalam tragedi Kanjuruhan.
Kadiv Humas Polri Irjen Pol Dedi Prasetyo menjelaskan bahwa sejumlah gas air mata yang digunakan aparat kepolisian telah kedaluwarsa sejak 2021.
"Ya ada beberapa yang diketemukan ya. Yang tahun 2021, ada beberapa ya," ujar Dedi di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (10/10).