Korban selamat dalam tragedi Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur mengalami sejumlah gangguan kesehatan pasca tragedi yang merenggut 131 jiwa itu.
Beberapa orang yang selamat dalam peristiwa 1 Oktober 2022 itu mengaku hingga hari mereka masih sulit bernapas dan mata mereka masih merah. Itu diduga efek gas air mata yang dilepaskan aparat di dalam stadion.
Terganggunya kondisi kesehatan para korban selamat tragedi Kanjuruhan itu dikonfirmasi langsung oleh anggota Tim Gabungan Pencari Fakta (TGIPF) Tragedi Kanjuruhan Anton Sanjoyo dan Akmal Marhali saat ditemui di Kantor KNPI Kota Malang yang menjadi pusat pelaporan korban Aremania.
“Mata korban merah kehitaman dan ada yang sesak napas,” kata Akmal kepada wartawan Senin (10/10/2022).
Akmal tak menjelaskan secara terperinci mengenai jumlah korban selamat yang hingga 10 hari belakangan masih mengalami gangguan kesehatan, namun dia memastikan, pihak sudah menemui para korban tersebut.
Selain menemui para korban Akmal menyebut TGIPF pun mendapatkan sejumlah alat bukti penting, seperti rekaman CCTV dan selongsong peluru dari gas air mata di stadion Kanjuruhan.
"Itu nantinya akan menguatkan dan mempertajam analisis kami sehingga Tragedi Kanjuruhan dapat kami ungkap secara menyeluruh dan independen,” ucap Akmal.
Polisi Akui, Gas Air Mata Sudah Nggak Layak Pakai
Mabes Polri angkat bicara terkait temuan Komnas HAM dalam menginvestigasi tragedi Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur yang menewaskan lebih dari 130 orang, dimana Komnas HAM menemukan gas air mata yang dipakai aparat dalam peristiwa itu sudah kedaluwarsa alias sudah tak layak pakai.
Baca Juga: Iwan Bule Cs Sulit Disentuh dalam Tragedi Kanjuruhan, Bekingannya Bikin Polisi Nggak Berkutik!
Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo tidak membantah temuan itu, dia mengakui aparat keamanan saat itu memang memakai bahan kimia yang lewat masa berlakunya.
"Ya ada beberapa yang ditemukan (kedaluwarsa) ya. Yang tahun 2021, ada beberapa ya," kata Dedi di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (10/10/2022).