Polisi Bilang Suporter Aremania Meninggal Karena Kehabisan Oksigen, Kena Senggol KontraS, Sampai Diajarin Berlogika!

Polisi Bilang Suporter Aremania Meninggal Karena Kehabisan Oksigen, Kena Senggol KontraS, Sampai Diajarin Berlogika! Kredit Foto: ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto

Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Tindak Kekerasan (KontraS), Fatia Maulidiyanti mengkritisi pernyataan Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo yang menyebut jika suporter Aremania saat peristiwa Kanjuruhan meninggal karena kehabisan oksigen.

Ia menjelaskan jika sebenarnya gas air mata yang ditembakkan ke arah tribun menjadi pemicu banyaknya suporter merenggang nyawa. Entah itu kehabisan oksigen karena gas air mata atau kehabisan oksigen karena berdesakan.

"Logikanya kan simpel sebetulnya, orang meninggal karena kehabisan oksigen bisa karena dua hal. Pertama penembakan gas air mata ke arah penonton, di ruangan tertutup, ditambah panik, oksigen menurun maka dapat menyebabkan kematian," katanya saat dihubungi Populis.id pada Selasa (11/10/2022).

Baca Juga: Pangakuan Tersangka Tragedi Kanjuruhan: Saya Tak Pernah Perintahkan...

"Atau kedua, orang meninggal karena kehabisan oksigen karena panik, lari dan berdesakan, juga karena penembakan gas air mata," sambungnya.

Ia menekankan bahwa statemen Polisi yang menyebut Aremania meninggal karena kehabisan oksigen adalah upaya untuk pengalihan isu. Padahal, penyebab kematian dengan jumlah besar itu sudah jelas yaitu penggunaan gas air mata di tempat tertutup.

"Jadi apapun alasan polisi untuk mencoba mengalihkan topik/isunya. Sudah terang-terang salah menggunakan gas air mata di ruangan terututup. Di ruangan terbuka aja sudah berbahaya, apalagi di ruangan tertutup," tegasnya.

Baca Juga: Tragedi Kanjuruhan Disebut Karena Gas Air Mata, Polri Beberin: Tak Berdampak Sampai Meninggal Dunia, Hanya Iritasi, Sama Halnya Terkena...

Fatia menyebut jika penggunaan gas air mata do stadion sudah jelas-jelas dilarang oleh FIFA. Menurutnya, Polisi tidak bisa semena-mena menggunakan senjata tersebut untuk membubarkan suporter yang sedang berada di dalam stadion.

"Nggak bisa polisi itu asal-asalan nembakin gas air mata. Udah jelas tertulis di peraturan mereka ataupun di peraturan FIFA kan ngga boleh ada gas air mata," tegasnya.

Baca Juga: Komisi Kejaksaan Bakal Awasi Langsung Persidangan Ferdy Sambo, JPU Nggak Bisa Aneh-aneh Nih?

Dalam gas air mata itu, kata dia, ada bahan kimia yang menyebabkan sesak nafas apalagi kalau di ruang tertutup seperti stadion. Belum lagi ada ibu-ibu, lansia dan anak anak. 

"Itu harus dipikirkan juga ke arah sana dong. Polisi harus kursus ulang soal mitigasi risiko," pungkasnya.

Terkait

Terpopuler

Terkini

Populis Discover