Anies Baswedan Bongkar Penyebab Banjir Jakarta, Ternyata Gegara Air Jatuh dari Langit Secara Bersamaan, Yakin yang Begini Mau Jadi Presiden?

Anies Baswedan Bongkar Penyebab Banjir Jakarta, Ternyata Gegara Air Jatuh dari Langit Secara Bersamaan, Yakin yang Begini Mau Jadi Presiden? Kredit Foto: Moehamad Dheny Permana

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengaku banjir besar yang merendam sejumlah wilayah Jakarta pada akhir lalu disebabkan air hujan yang jatuh secara bersamaan dan dalam durasi waktu yang lama, sehingga menimbulkan genangan yang akhirnya merendam sejumlah pemukiman warga. 

Anies berkelit kondisi cuaca seperti itu bukan hanya terjadi di Jakarta, namun pada saat bersamaan sejumlah daerah lain juga mengalami hal serupa. 

Baca Juga: Orang Istana Jadi Pengganti Anies Baswedan, PDIP DKI Mendadak Putar Haluan: Sekarang Kita Nggak Oposisi Lagi

“Seluruh wilayah Indonesia dapat warning (Peringatan) dari Aceh sampai dengan kawasan tengah Indonesia. Pekan kemarin, itu hujan dalam durasi waktu 2 - 2,5 jam. Jadi bisa dibayangkan betapa banyaknya air yang jatuh pada saat bersamaan,” kata  Anies Baswedan kepada wartawan dikutip Selasa (11/10/2022). 

Pernyataan Anies menuai berbagai tanggapan, banyak pihak yang melontarkan kritik keras karena merasa pernyataan Anies Baswedan terlampau konyol sebab dirinya seolah-olah ogah di salah dalam kejadian ini, justru sebaliknya dia menyalahkan kondisi alam. 

Salah satu orang yang ikut mengkritik keras pernyataan Anies Baswedan adalah pegiat media sosial Ferdinand Hutahaean. Dia menegaskan, dengan pernyataan tersebut Anies Baswedan jelas tak layak maju pada Pilpres 2024 mendatang. 

“Yang begini berani maju capres? Kebodohan seperti ini mau diusung jadi capres?” kata Ferdinand dalam sebuah cuitan di akun twitternya.

Baca Juga: Anies Ogah Bantu Anak Korban Pemerkosaan di Rusun, Eggi Sudjana Murka: Gubernur Disfungsional, Ini Umat Islam yang Saya Bela!

Eks Politisi Partai Demokrat itu menyebut, dengan pernyataan tersebut Anies Baswedan juga sedang mengakui jika berbagai program penanganan banjir seperti pembangunan sumur resapan hingga pengerukan sungai yang memakan anggaran jumbo justru gagal total. 

“Lebih baik jujur mengakui bahwa yang kamu kerjakan memang masih belum mampu atasi banjir karena programmu sok pintar tapi bodoh,” ungkapnya.

Terkait

Terpopuler

Terkini

Populis Discover