Mantan Sekretaris Kementerian BUMN Said Didu melontarkan sindiran menohok untuk merespons pernyataan pihak kepolisian yang mengklaim tak ada satupun korban jiwa dalam tragedi Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, tewas karena gas air mata yang dilepaskan polisi secara membabi buta,
Menurut Said Didu, Polri sedang mencari pembenaran atas tragedi mengerikan yang merenggut 131 jiwa, menurut Said Didu, jelas gas air mata adalah pemicu utama jatuhnya korban jiwa dalam tragedi 1 Oktober 2022 ini,
"Kenapa gak sekalian katakan bahwa karena semua korban ajalnya sudah sampai, sehingga malaikat maut datang mencabut nyawa mereka - bukan karena gas air mata," sindir Said Didu lewat Twitter-nya @msaid_didu dikutip Selasa (11/10/2022).
Cuitan Said Didu ini mendapat banyak dukungan warganet. Banyak yang mengecam pernyataan Polri, apalagi karena Stadion Kanjuruhan yang berselimut gas air mata lah yang mendorong suporter untuk berbondong-bondong mencoba keluar dari pintu yang sempit.
"Kita pengen dibuktikan sama yang ngomong itu untuk mengumpulkan rekan-rekannya dalam satu ruangan, kemudian disuruh 1 orang petugas hura hura itu menembaki mereka dengan gas air mata. Biar sama kita liat, mati apa kagak mereka," kecam warganet.
"Jadi korban tewas diseruduk truk di lampu merah kemarin itu tewas akibat kehabisan darah bukan karena rem blong," kata warganet, menganalogikan pernyataan Polri dengan sebuah kecelakaan lalu lintas fatal beberapa waktu lalu.
"Gas air mata tidak membuat orang mati tapi panik dan iritasi berat dan terjadilah desak desakan keluar stadion. Ujungnya bisa ditebak..." timpal yang lainnya.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo mengklaim pihaknya telah menemukan penyebab tewasnya 131 orang dalam tragedi Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur.
Dia menyebut dari ratusan korban yang meninggal dunia dalam kejadian itu, tidak ada satupun yang tewas akibat menghirup asap gas air mata yang ditembakan aparat, kendati sejumlah gas air mata itu sudah kedaluarsa alias sudah tak layak pakai.
Hal ini kata Dedi berdasarkan temuan dokter yang menangani para korban tragedi 1 Oktober 2022 itu, selain itu kata dia, sejumlah ahli dan dokter spesialis juga telah mengkonfirmasi hal itu, tak ada yang meregang nyawa karena terimbas asap gas air mata
“Dari penjelasan para ahli, spesialis yang menangani korban yang meninggal dunia maupun korban-korban yang luka, dari dokter spesialis penyakit dalam, penyakit paru, penyakit hati dan juga spesialis penyakit mata menyebutkan tidak satupun yang menyebutkan penyebab kematian adalah gas air mata,” kata Dedi kepada wartawan Senin (10/10/2022).