Video Polisi Pertama Kali Tembakan Gas Air Berhasil Ditemukan, Aremania yang Merekam Ternyata Nggak Selamat dalam Tragedi Kanjuruhan

Video Polisi Pertama Kali Tembakan Gas Air Berhasil Ditemukan, Aremania yang Merekam Ternyata Nggak Selamat dalam Tragedi Kanjuruhan Kredit Foto: Taufik Idharudin

Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) berhasil mendapatkan video yang merekam detik-detik pertama kali melepaskan tembakan gas air mata sebelum tragedi Kanjuruhan yang merenggut lebih 131 jiwa itu pecah.

Video yang sangat krusial buat Komnas HAM dalam melakukan investigasi tragedi Kanjuruhan itu ternyata direkam oleh seorang Aremania, julukan buat pendukung Arema FC, sayangnya Aremania yang mengabadikan momen tersebut justru tak selamat dalam salah satu tragedi paling kelam dalam sejarah sepak bola dunia itu. 

Baca Juga: Teruntuk Aremania, Mohon Dengar Baik-baik Omongan Cucu Nabi Ini: Hati-hati, HTI Sedang Berupaya Tunggangi Tragedi Kanjuruhan!

Komisioner Komnas HAM Choirul Anam bahkan tampak menahan rasa sedihnya ketika menceritakan hal ini, dia bahkan beberapa kali terdiam sebelum melanjutkan cerita soal tragedi Kanjuruhan ini. Aremania itu merekam kejadian itu dari tribun Selatan. 

Dalam video itu, tampak polisi pertama kali melepaskan tembakan gas air mata pada pukul 22.08 WIB. Tembakan itu diarahkan ke penonton tribun dan langsung membuat panik, awal mula tembakan gas air mata ini yang disinyalir membuat korban jiwa mulai berjatuhan dalam tragedi 1 Oktober 2022 itu. 

"Video direkam oleh salah satu orang yang meninggal. Dia bisa merekam sejak di tribun  sampai tirik itu, merekam banyak hal dan dia sendiri bagian dari meninggal. Kami jamin video ini masih orisinil belum tersebar di medsos," kata Anam kepada wartawan Rabu (12/10/2022). 

Dalam kesempatan itu, Anam juga mengklaim pihaknya sudah mendapatkan dokumen resmi rencana pengamanan pertandingan itu. Bahkan, tim juga mendapat temuan soal dinamika yang terjadi sepuluh hari sebelum pertandingan serta komunikasi penambahan pasukan pengamanan dari berbagai Polres.

"Kami punya informasi juga postur keamanan di Malang terutama di kabupaten Malang. Kami juga info terkait karakter BKO-BKO yang ada di pertandingan kemarin, termasuk yang lain lain kami punya dokumen resminya. Kami punya konteksnya nanti akan kami sampaikan lebih detail di laporan akhir," ujarnya.

Ia juga sudah memeriksa langsung senjata polisi yang digunakan saat kericuhan. Senjatanya, kata dia, sudah kami pegang, kami lihat dan teliti. Jadi jelas karakternya seperti apa dan lubang senjata berapa. Termasuk juga meneliti soal selongsong peluru gas air mata.

Baca Juga: Investigasi Komnas HAM Ungkap Biang Kerok Tragedi Kanjuruhan: Kerusuhan Terjadi Karena Ulah Barbar Aparat, Bukan Aremania!

"Selongsong peluru yang ditemukan, semua warna yang disebut kami tahu, kami lihat, kami pegang. Mulai dari merah, hijau, biru, kuning kami dapat dokumen itu dan penjelasannya. Termasuk kami juga mendapat selongsong itu," terangnya.

"Keterangan salah satu yang megang bekas selongsong itu, jarak 30 cm masih panas, dilihat gini masih panas. Ada teman yang pegang selongsong juga panas. Itu kami dapatkan semua," pungkasnya.

Terkait

Terpopuler

Terkini