Nggak Usah Berkelit Lagi, DPR Minta Polisi Jujur, Akui Gas Air Mata Bikin Ratusan Nyawa Melayang di Kanjuruhan!

Nggak Usah Berkelit Lagi, DPR Minta Polisi Jujur,  Akui Gas Air Mata Bikin Ratusan Nyawa Melayang di Kanjuruhan! Kredit Foto: ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto

Anggota Komisi III DPR Taufik Basari alias Tobas menilai tindakan polisi salah menembakkan gas air mata ke tribun penonton di Stadion Kanjuruhan usai laga Arema FC kontra Persebaya pada Sabtu (1/10/2022).

Tobas mendorong polisi yang menembakkan air mata di Stadion Kanjuruhan mendapat sanksi sesuai aturan yang berlaku. Dia juga meminta polisi tidak berdalih soal gas air mata. Dia menyebut penggunaan gas air mata menyebabkan ratusan orang tewas dalam tragedi Kanjuruhan 1 Oktober 2022.

Baca Juga: Tragedi Kanjuruhan, Temuan Terbaru Komnas HAM di Pintu 13 Benar-benar Bikin Kaget, Terbuka, Tapi….

"Sebaiknya Polri tidak perlu berdalih bahwa gas air mata bukan penyebab timbulnya korban. Sudah sangat terang dan jelas bahwa gas air mata memicu terjadinya kepanikan para penonton dan berakibat fatal. Efek gas air mata yang terlalu banyak dapat mengakibatkan orang pingsan dan efek kesehatan lainnya," kata Tobas, Rabu (12/10/2022).

"Lebih baik Polri mengakui bahwa gas air mata adalah pemicu dan penyebab jatuhnya korban, dan penggunaan gas air mata oleh personel aparat dalam stadion adalah kesalahan yang dapat dimintakan pertanggungjawaban pidana," sambungnya.

Taufik menjelaskan, gas air mata digunakan untuk membubarkan massa, bukan untuk melumpuhkan atau meredakan kerusuhan.  Oleh karena itu, aparat kepolisian mestinya mempertimbangkan penggunaannya, mengingat situasinya saat itu ada ribuan penonton yang berdesak-desakan.

“Gas air mata tidak dapat pula digunakan pada kerumunan yang tidak dapat berpencar karena akses membubarkan diri yang terbatas,” ucap Taufik. 

“Pemahaman dasar ini yang harus dimiliki oleh personel Polri, terlebih yang ditugaskan mengendalikan massa,” tambahnya.

Sebelumnya, Kadiv Humas Irjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan, ratusan orang tewas dalam tragedi Kanjuruhan karena kekurangan oksigen. Hal ini diketahui berdasarkan temuan para ahli maupun dokter yang menangani tragedi Kanjuruhan.

Baca Juga: Teruntuk Aremania, Mohon Dengar Baik-baik Omongan Cucu Nabi Ini: Hati-hati, HTI Sedang Berupaya Tunggangi Tragedi Kanjuruhan!

"Dari penjelasan para ahli, spesialis yang menangani korban yang meninggal dunia maupun korban-korban yang luka, dari dokter spesialis penyakit dalam, penyakit paru, penyakit hati, dan juga spesialis penyakit mata menyebutkan tidak satu pun yang menyebutkan penyebab kematian adalah gas air mata," kata Dedi di Mabes Polri, Senin (10/10/2022). 

"Tapi penyebab kematian adalah kekurangan oksigen. Terjadi berdesak-desakan, kemudian terinjak-injak, bertumpuk-tumpukan yang mengakibatkan kekurangan oksigen pada Pintu 13, 11, 14, 3 (Stadion Kanjuruhan)," sambung Dedi.

Lihat Sumber Artikel di Akurat Artikel ini merupakan kerja sama sindikasi konten antara Populis dengan Akurat.

Terkait

Terpopuler

Terkini

Populis Discover