Soal Gas Air Mata dalam Tragedi Kanjuruhan, Dokter Paru Jelaskan Kondisi Korban Terpapar Hingga Wajahnya Membiru

Soal Gas Air Mata dalam Tragedi Kanjuruhan, Dokter Paru Jelaskan Kondisi Korban Terpapar Hingga Wajahnya Membiru Kredit Foto: Save Our Soccer

Feni Fitriani Taufik, dokter spesialis paru dari Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), mengungkap, kandungan di dalam gas air mata terdapat partikel bahan kimia serta cairan minyak cabai. Oleh sebab itu, menurutnya, jika gas air mata terkena tubuh bisa menyebabkan iritasi seperti hidung yang dapat berair. 

"Bahan-bahan kimia tersebut bersifat iritasi di semua organ tubuh yang dikenai, termasuk kulit, mata, hidung. Jadi, walaupun namanya gas air mata, dia tetap terhirup dan masuk ke saluran hidung, saluran napas, sampai ke paru," katanya saat dihubungi Republika, Rabu (12/10/2022) malam. 

Feni menambahkan, sebenarnya gas ini tidak diindikasikan untuk dihirup dalam waktu lama. Jadi, kalau dalam kondisi terhirup dan orang bisa menghindarinya maka artinya efek pajanan zat yang terhirup tidak lama. 

Sebab, kata Feni, normalnya kalau orang terkena gas air mata pasti menghindar karena tujuan gas ini untuk membubarkan kerumunan mencegah terjadinya kerusuhan.

"Sedangkan, kalau ditanya iritasi di gas air mata yang digunakan di Tragedi Kanjuruhan, Jawa Timur apakah bisa menyebabkan gangguan yang berat? Tentu itu tergantung pada beberapa kondisi," katanya.

Baca Juga: Dituduh Nggak Buka Pintu Stadion Dimenit ke-80, Panpel Arema FC Tunjuk Muka Ketum PSSI Iwan Bule Tanggung Jawab Tragedi Kanjuruhan...

Feni memaparkan, ini terkait kondisi agent yaitu gas air mata, kemudian kedua host yaitu orang yang terkena dan seberapa tahan terhadap gas air mata. Kemudian ketiga adalah kondisi lingkungannya seperti apa. Artinya jika lingkungannya tertutup, gas air mata tidak menyebar ke mana-mana, maka akibatnya konsentrasi tinggi di ruangan tertutup jika dibandingkan di tempat terbuka.

Lihat Sumber Artikel di Republika Artikel ini merupakan kerja sama sindikasi konten antara Populis dengan Republika.

Selanjutnya
Halaman

Terkait

Terpopuler

Terkini

Populis Discover