Keputusan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) mendadak deklarasikan Ganjar Pranowo sebagai calon presiden 2024 telah membuat publik heran. Ditambah dengan deklarasikan tersebut terjadi setelah Partai Nasdem usung Anies Baswedan sebagai capres.
Mengenai hal tersebut, tak sedikit yang menilai keputusan dari PSI tak etis. Apalagi, PDIP yang merupakan partai dari Ganjar Pranowo sama sekali belum melakukan komunikasi apapun.
Bahkan, PDI Perjuangan pun belum menentukan calon presiden yang akan diusung di Pilpres 2024. Ditambah lagi, jika PSI hingga kini belum memiliki kursi di parlemen. Mengenai hal tersebut, Wakil Ketua Dewan Pembina PSI Grace Natalie buka suara. Ia mengatakan alasan PSI mendeklarasikan Ganjar walaupun belum memiliki kursi parlemen.
Grace mengungkapkan, bahwa PSI bisa mencalonkan Ganjar dengan opsi mendapatkan 25 persen suara nasional. Ia juga sempat menyinggung Pemilu 2019, dimana saat itu PSI mendapatkan 1,89 persen.
“PSI mengusung calon presiden melalui opsi kedua yaitu 25% suara nasional karena dalam pemilihan lalu PSI telah berhasil mengumpulkan 1,89 persen suara,” tutur Grace di Cokro TV, dilansir dari wartaekonomi.co.id, Kamis (13/10/2022).
Menurutnya, kondisi itu membuat PSI harus menjalin koalisi seperti lain. Hal itu berbeda dengan PDIP yang sudah memenuhi syarat ambang batas parlemen, jadi tak perlu melakukan koalisi.
Baca Juga: Diisukan Jadi Cawapres Anies Baswedan, Jawaban Jenderal Andika Begini, Menohok!
“Untuk itu belum cukup dan perlu berkoalisi. Dan bukan hanya PSI saat ini, kecuali PDIP yang perolehan kursinya sudah cukup untuk mengusung sendiri capresnya, semua partai yang lain haruis berkoalisi untuk mengusung capres,” jelas Grace.
