Fraksi PDIP Perjuangan DPRD DKI Jakarta mencatat sejumlah janji kampanye Anies Baswedan yang gagal direalisasikan selama lima tahun memerintah DKI.
Dari total 23 janji yang jadi bahan jualan Anies pada Pilkada DKI 2017 lalu, cuma lima yang sukes direalisasikan, namun kelima janji itupun dikerjakan dalam rentan waktu lima tahun, sementara 18 janji lainnya sama sekali tidak tersentuh.
Menurut catatan PDIP, berikut 18 janji kampanye Anies yang gagal direalisasikan:
1. Memperluas manfaat KJS jadi KJS Plus serta penambahan manfaat untuk para guru ngaji, pengajar Sekolah Minggu, penjaga rumah ibadah, khatib, penceramah dan pemuka agama.
Realisasi: KJS untuk guru ngaji atau guru sekolah Minggu hanya sebatas wacana janji kampanye.
2. Membuka 200.000 wirausahawan baru dalam program OK OCE selama 5 tahun
Realisasi: Hanya sebanyak 6.000 Jakpreneur (OKE OCE) yang mendapatkan modal.
3. Mengurangi angka pengangguran di Jakarta melalui pendidikan kejuruan.
Realisasi: angka pengangguran rata-rata 2012-2017 sebanyak 7,51 persen, sedangkan rata-rata 2018-2021 sebanyak 7,97 persen.
4. Menghentikan reklamasi Teluk Jakarta.
Realisasi: Tahun 2020, Anies memberikan izin reklamasi kepada PT Pembangunan Jaya Ancol seluas lebih kurang 150 hektar untuk perluasan kawasan rekreasi Taman Impian Jaya Ancol dan Dunia Fantasi (Dufan). Tahun 2022, Anies keluarkan Pergub No. 31 tahun 2022 tentang RDTR yang mengarahkan kawasan reklamasi Pulau G menjadi kawasan Permukiman
5. Membuat pemerintahan yang transparan dengan konsep Smart City.
Realisasi: Menutup akses e-budgeting sehingga masyarakat tidak dapat memantau APBD hingga ke satuan terkecil.
6. Menghentikan praktik penyelewengan di dalam birokrasi.
Realisasi: Terjadi korupsi Rp152 M di kegiatan pengadaan lahan DP 0 Rupiah dan juga penyelenggaraan Formula E yang tidak transparan.
7. Menanggulangi banjir, kemacetan, dan pembangunan ITF.
Realisasi: normalisasi sungai 0 persen, naturalisasi sungai 0 persen, pembangunan LRT 0 persen, pembangunan ITF 0 persen.
8. Memberikan akses cuti bagi suami yang istrinya hamil, dan membangun day care yang profesional.
Realisasi: Hanya ada tiga Tempat Penitipan Anak (TPA) Negeri di Balai Kota, Kantor Walikota Jakarta Barat, dan Walikota Jakarta Utara. Hanya ada peraturan cuti melahirkan untuk ASN Provinsi DKI Jakarta, itupun cuti tanpa tanggungan.
9. Memberikan kredit usaha bagi kaum perempuan.
Realisasi: Tidak ada program kredit untuk perempuan yang diwujudkan.
10. Memberikan perlindungan bagi perempuan dan anak.
Realisasi: Dari janji 267 Rumah Aman, hanya 4 saja yang terbangun hingga 2022.
11. Mengurangi kesenjangan di Ibu Kota.
Realisasi: Indeks Gini Ratio di Jakarta pada September 2017 sebesar 0,409. Sedangkan pada September 2022 sebesar 0,411 artinya kesenjangan di Ibukota semakin meningkat.
12. Mengaktifkan komunitas di Jakarta serta Membangun 175 Science Park dan taman-taman lainnya
Realisasi: 0 persen pembangunan science park yang dalam 5 tahun ini. Dari 261 taman yang janji dibangun, hanya 100 taman yang terbangun.
13. Membangun museum Betawi dan menjadikan Jakarta sebagai pusat kebangkitan film nasional melalui sinergi dengan semua pemangku kepentingan dalam kerja kreatif sinematografi dan industri film.
Realisasi: tidak ada museum kebudayaan Betawi di taman Benyamin Sueb.