Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) menyebut dalam Tragedi Kanjuruhan yang menewaskan 132 orang ini, dapat kesaksian dari penyintas Tragedi Kanjuruhan.
Kata dia, aparat keamanan sengaja menembakkan gas air mata hingga ke luar Stadion Kanjuruhan Malang.
Baca Juga: Kejanggalan Soal Miras Oplosan di Tragedi Kanjuruhan, Suporter Ngomong Hal Tak Terduga: Wong Beli Tiket Aja Harus...
Wakil Ketua LPSK Edwin Partogi memaparkan seorang saksi itu melihat gas air mata bertebangan hingga ke area parkir Stadion Kanjuruhan.
"Saksi ini berhasil keluar dan berada di parkiran motor. Saat berada di parkiran motor itu, dia menyaksikan petugas menembakkan gas air mata dari arah tribun VIP ke arah parkiran motor," kata dia, Kamis (13/10/2022).
Baca Juga: Nah Kan... Brigadir J Ternyata Sempat Tolak Permintaan Putri Candrawathi Menghadap ke Kamarnya! Kenapa?
Edwin menyebut saksi tersebut berhasil menyelamatkan diri dengan cara keluar dari pintu 3 Stadion Kanjuruhan usai tribun 7 ditembaki dengan gas air mata.
"Menyaksikan tembakan ke arah penonton duduk di bagian timur dan bagian tribun berdiri," ungkapnya.
Sebelumnya, LPSK mendapati kesaksian saksi korban dalam Tragedi Kanjuruhan yang mendapatkan perlakuan keras dari aparat pengamanan.
Baca Juga: Ya Allah... Anak ini Menetap di Stadion Setelah Tragedi Kanjuruhan! Tak Mau Pulang ke Rumah karena 3 Temannya Tewas jadi Korban
Wakil Ketua LPSK Edwin Partogi menjelaskan saat itu di Gerbang Tribun Utara Stadion Kanjuruhan seorang saksi mengaku dipukul polisi kala mengangkut korban lainnya ke dalam ambulans. Saksi itu disebut Edwin merupakan salah satu relawan medis yang bertugas saat terjadinya insiden berdarah itu.
"Relawan medis kru ambulans yayasan sosial yang berada posisi di gerbang A saat akan membawa korban ke dalam ambulans dipukul oknum aparat," jelas saat konferensi pers yang disiarkan secara virtual pada Kamis (13/10/2022).
Tak sampai di situ, ambulans yang ditumpangi oleh saksi tersebut juga ditembaki oleh gas air mata. Diketahui pula, ambulans itu membawa enam orang korban yang salah satunya ialah anak-anak.
Lihat Sumber Artikel di Suara.com Artikel ini merupakan kerja sama sindikasi konten antara Populis dengan Suara.com.