Usai dilantik jadi Pj Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono banyak melakukan gebrakan. Ia melakukan blusukan untuk mengecek langsung kondisi Kota Jakarta.
Tak hanya itu, Heru juga banyak mengembalikan program era Basuki Tjahja Purnama (Ahok) yang sempat hilang saat Anies Baswedan menjabat Gubernur DKI Jakarta.
Program itu misalnya, posko pengaduan warga di Balai Kota Jakarta hingga proyek normalisasi Kali Ciliwung untuk mengatasi banjir.
Gaya kepemimpinan Heru Budi ini disebut-sebut hanya meng-copy paste Ahok.
Direktur Riset Indonesia Presidential Studies (IPS) Arman Salam menilai gaya kepemimpinan Heru Budi sebagai bentuk mengeksplor potensi lawan untuk dijadikan senjata menyerang lawan.
"Pertama kesan adanya indikasi pesanan untuk menutup dan membalik persepsi kesuksesan Anies di mata publik," ujar Arman dikutip dari RMOL, Jumat (21/10/2022).
Dia mengatakan bahwa cara mengobok-obok dari dalam sangat mudah.
Arman kemudian mengilustrasikan bahwa kebobrokan program maupun membobrokan program yang dianggap sukses sangat mudah diplintir karena Pj pegang remotnya.
Kendati demikian, Arman mengingatkan publik DKI agar tidak termakan sandiwara tersebut. Jika strategi Heru tak dijalankan dengan matang, justru akan menjadi energi aktivasi yang kuat bagi Anies untuk terus melaju.
Lebih lanjut dia menjelaskan, bisa saja Heru berambisi untuk maju nyalon DKI 1. Setidaknya ada waktu untuk pamer diri, dengan target publik Jakarta terkesima.
"Jika PJ dipandang mampu dan jadi primadona bisa saja nanti tarung saat Pilkada, yang penting sekarang dikenal dulu dan dianggap pantas dulu memimpin makanya gasspoll," pungkas Arman.
Arman menengarai gaya Heru Budi mereplikasi gaya kepemimpinan Ahok agar masyarakat DKI Jakarta menganggap orang kepercayaan Jokowi itu sebagai pemimpin tegas dan nyentrik.