Buku hitam yang selalu dibawa oleh Ferdy Sambo disebut-sebut berisi catatan nama-nama jenderal polisi yang menerima gratifikasi bisnis tambang illegal di Kalimantan. Ferdy Sambo ketika dikonfirmasi mengenai kebenaran kabar tersebut, dirinya pun hanya tersenyum.
Dilansir dari suara.com, ketika berupaya mengkonfirmasi langsung terkait buku hitam itu sesudah menjalani sidang putusan sela kasus pembunuhan Brigadir J di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Rabu (26/10/2022). Saat ditanya, Ferdy Sambo hanya tersenyum di balik masker hitam yang dipakainya.
Diketahui, sebelumnya Ketua Indonesia Police Watch (IPW) Sugeng Teguh Santoso menduga buku hitam yang selalu dibawa Ferdy Sambo bukan hanya berisi catatan harian saja. Namun, ada juga berisi catatan nama jenderal polisi yang diduga mendapatkan gratifikasi dari bisnis tambang di Kalimantan Timur.
"Saya menerawang bahwa Sambo punya catatan buku hitam soal jenderal-jenderal polisi yang menerima uang perlindungan dari usaha tambang ilegal, sehingga tidak ditindak," ujar Sugeng, Minggu (23/10/2022).
Sugeng menilai gratifikasi itu berkaitan dengan bisnis tambang ilegal di Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara. Walau enggan menjelaskan secara detail, Sugeng mengatakan ada jenderal bintang dua dan satu yang terlibat.
Ferdy Sambo juga diduga mempuntai catatan itu karena pernah menjabat sebagai Kadiv Propam Polri. Apalagi, sebelumnya sempat beredar bagan konsorsium tambang yang mengatakan adanya sejumlah perwira tinggi atau Pati Polri terlibat didalamnya.
“Setidak-tidaknya ada dua wilayah, Kaltim yang menyangkut seorang Briptu IB. Kaltara menyangkut Briptu HSP. Itu kalau diteliti lagi catatannya ada juga kaitan polisi jenderal bintang dua, jenderal bintang satu,” tuturnya.
Lihat Sumber Artikel di Suara.com Artikel ini merupakan kerja sama sindikasi konten antara Populis dengan Suara.com.