Sekretaris Majelis Syuro Persaudaraan Alumni (PA) 212, Slamet Maarif mengkritik keras Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang mengaku dirinya tak punya kewenangan penuh dalam menentukan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).
Menurut Slamet Maarif, Ahok sejak menjadi Gubernur DKI Jakarta hingga menjadi orang penting di Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini sikapnya tak pernah berubah, selalu ngeles dan melempar tanggung jawab.
"Dari dulu lagunya nggak berubah, ngeles alias lempar batu sembunyi tangan," kata Slamet Maarif kepada wartawan Senin (7/11/2022).
Ketimbang ngeles dan mencari-cari kambing hitam, Slamet menyarankan Ahok untuk segera angkat kaki dari perusahaan pelat merah itu, eks Bupati Belitung Timur itu dinilai tak pantas mendapat jabatan mentereng di Pertamina sebab kinerja justru jeblok.
"Sudah jelas gagal, mundur aja," tegas Slamet.
Sebagaimana diketahui Ahok mengaku dirinya menjadi sasaran kritik masyarakat setelah harga BBM di Indonesia mulai merangkak naik belakangan ini. Ahok mengatakan untuk mengatur harga BBM dirinya sebenarnya tak punya kuasa apapun. Dia mengatakan, posisi sebagai komisaris utama hanyalah orang nomor lima dalam mencampuri kebijakan di Pertamina.
"Banyak orang pikir naiknya BBM, turunnya BBM, salahnya Ahok. Pokoknya kalau apa-apa Ahok yang salah. Tapi memang faktanya, kita itu terlalu takut untuk subsidi langsung ke rakyat," ungkap Ahok dalam sebuah acara di Cilandak Town Square, Minggu (06/11/2022)
Menurut Ahok, sebagai Komut perusahaan migas pelat merah, bukan berarti dia mempunyai kewenangan langsung mengotak-atik harga BBM. Apalagi, dia hanya menempati posisi di urutan kelima dalam kewenangan memberikan keputusan soal harga BBM.
"Pertama, Presiden, kedua Menko Marves, ketiga Menteri BUMN, keempat mau eksekusi Dirut Utama, saya nomor lima," katanya.