Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD menyebar isu soal perang bintang di dalam tubuh Polri.
Pernyataan Mahfud itu untuk menanggapi perkara Ismail Bolong, anggota polisi yang mengaku telah menyetor Rp6 miliar ke Kabareskrim Polri Komjen Agus Andrianto.
Setoran itu berkaitan dengan kegiatan pertambangan batu bara ilegal di Kalimantan Timur pada periode Juli 2020 hingga November 2021.
Atas pernyataan Ismail itu, Mahfud MD mengatakan bahwa saat ini para petinggi Polri saling buka kartu usai ramainya kasus Ferdy Sambo.
“Isu ‘perang bintang’ terus menyeruak. Dalam ‘perang’ ini, para petinggi yang sudah berpangkat bintang saling buka kartu truf,” kata Mahfud MD, Minggu (6/11/2022).
“Ini harus segera kita redam dengan mengakar masalahnya,” sambungnya.
Menanggapi tudingan Mahfud, mantan Kabareskrim Polri Komjen (Purn) Ito Sumardi menegaskan bahwa tidak ada perang bintang di tubuh Polri.
Ia memastikan bahwa saat ini anggota Polri solid. Hanya saja, ia mengakui ada sejumlah anggota Polri yang melakukan tindakan degradasi kredibilitas Polri.
“Kalau perang bintang itu kan berarti ada kelompok-kelompok di dalam Polri, tapi kan selama ini kita tahu bahwa Polri itu solid,” kata Ito Sumardi dalam acara Kompas Petang, Senin (7/11).
"Tetapi mungkin ada beberapa oknum yang mungkin bersalah kemudian dilakukan tindakan dia kecewa, dia melakukan manuver yang mendegradasi kredibilitas polri. Tapi kan itu tidak bisa dianggap merepresentasikan sebagai kelompok bintang,” sambungnya.
Eks Kabareskrim ini pun menyebut, istilah perang bintang hanya opini pribadi Mahfud MD, tidak merepresentasikan keseluruhan internal Polri.
Menurut Ito, anggota Polri yang bermasalah tak hanya dari kalangan perwira tinggi saja, akan tetapi juga perwira menengah hingga bintara.
“Kalau perang bintang, saya kok tidak yakin karena saya kebetulan sering sekali ke Mabes Polri dan bicara dengan pejabat Mabes Polri. Saya bukan membela, tapi Polri dalam keadaan solid,” tegas dia.