Pengacara Bripka RR, Erman Umar, mengungkap salah satu akibat yang diterima oleh kliennya setelah menjadi tersangka kasus pembunuhan Brigadir J yang diotaki oleh Ferdy Sambo pada awal Juli lalu.
Menurut Erman, tidak hanya Bripka RR yang merasakan akibatnya, tapi pihak keluarga juga menerima efek dari kasus tersebut. Ia menyebut kalau kliennya itu menangis dan terpukul saat pertama kali ditemuinya.
Baca Juga: Sebut Kubu Anies Ngibul, Ade Armando: Kelakuannya Memang Memalukan, Ayolah! Berhenti Berkhayal..
Dalam sebuah acara, Erman mengungkap kalau keluarga Bripka RR dirundung masyarakat hingga rumahnya dilabeli 'keluarga pembunuh'.
“Di kampung dia, sampai di rumah ibunya dibuat 'keluarga pembunuh'. Itu mereka sangat terpukul,” ungkap Erman dalam program Sapa Indonesia Pagi yang tayang di KOMPAS TV pada Senin (14/11/2022).
Selain itu, Erman mengatakan kalau saat Bripka RR ditetapkan sebagai tersangka, pihak keluarga tidak mendapatkan surat penahanan. Namun, situasi berubah saat dirinya menjadi kuasa hukum mantan ajudan Ferdy Sambo itu.
“Kenapa kok tidak ada Informasi? Tidak ada surat penahanan,” tegas Erman.
Ia menambahkan, “Setelah keluarganya masuk, setelah berubah lawyer, baru mulai terbuka.”
Soal momen saat pembunuhan Brigadir J, Bripka RR sendiri beberapa kali menegaskan kalau dirinya sempat ‘melipir’ sehingga ia tidak melihat apakah Ferdy Sambo ikut menembak almarhum.
“'Saya ada tempat melipir'. Terlepas percaya atau tidak, pengadilan percaya atau tidak, masyarakat percaya atau tidak, itu yang dia bilang,” jelas Erman.
Baca Juga: Sibuk Mancing, Inikah Alasan Vladimir Putik Tak Hadiri G20?
Saat disinggung apakah Bripka RR akan mengubah pernyataannya terkait penembakan Brigadir J, Erman menjelaskan, “Kita lihat saja nanti, Tuhan yang tahu sama dia, tapi saat ini dia merasakan seperti itu.”
Seperti yang diketahui, Bripka RR merupakan salah satu dari lima terdakwa kasus pembunuhan Brigadir J yang terjadi di rumah dinas Ferdy Sambo yang berada di Duren Tiga, Pancoran, Jakarta Selatan.
Bripka RR disebut menjadi orang pertama yang ditawari Ferdy Sambo untuk menembak Brigadir J. Namun, ia menolaknya sehingga eks Kadiv Propam itu mengalihkan tawaran tersebut ke Bharada E yang kemudian menyanggupinya.