Eks Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab kembali berceramah mengenai bahayanya perang terminologi atau perang istilah.
Menurut HRS, saat ini terjadi fenomena dimana perbuatan yang salah justru diberikan istilah yang diperindah. Sedangkan, perbuatan yang baik malah dicap yang buruk.
“Ini namanya perang terminology, saya minta kepada anda untuk jangan memberikan istilah-istilah yang bagus buat kejahatan,” ujar Habib Rizieq dilansir dari kanal Youtube Islamic Brotherhood TV pada Senin (21/11/2022).
“Jadi kalau ada koruptor, kadang-kadang istilah ‘koruptor’ nggak bikin orang jera saat ditangkap, sudah pakai baju oranye justru senyum, nggak ada beban difoto sebagai koruptor,” sambungnya.
Ia menilai, kata dari seorang koruptur tidak akan membuat jera. Kemudian, Habib Rizieq menyarankan agar mencari kalimat yang membuat jera, seperti 'rampok uang rakyat', 'rampok negara', atau 'begal ekonomi'. Hal itu dinilai bisa membuat orang jera dan malu.
“Begitu juga soal pelacur. Iya, kewajiban kita ulama berdakwah agar mereka sadar, kita menyampaikan nasihat yang santun dan lembut agar mereka tertarik meninggal pekerjaan busuknya. Tapi, ada momen tertentu yang tetap mereka itu harus diberikan julukan jangan yang bagus, kalau dikasih ‘kupu-kupu malam’, ‘bidadari malam’, ‘pekerja seks komersial’ nanti nggak kapok, nanti mereka anggap pekerjaan mulia,” katanya.
Baca Juga: Nawasiana
“Maksud saya jangan lagi ulama, ustadz dan habib, capek kita. Jangan lagi saya ini yang teriak tuh 'lonte', 'hostes', 'pelacur'. Saya enggak ingin anda ikut teriak begitu, cuma saya inginkan istilah ini jangan hilang di tengah-tengah kita," lanjutnya.
Selain itu, ia juga menyinggung orang yang punya jabatan tinggi namun hobinya berbohong, seharusnya orang itu dijuluki sebagai ‘Si Raja Bohong’.
“Jangan kaget kalau ada orang kerjaannya bangun tidur ngebohong, pagi ngebohong, siang ngehobong sore ngehobong, setiap hari ngebohong. Udah gitu jabatannya tinggi, bohong melulu. Nggak apa-apa kasih gelar ‘Si Raja Bohong’, nggak apa-apa saudara,” katanya.
Ia menilai hal tersebut diperbolehkan dalam agama, karena saat dinasehati malah tetap berbohong terus menerus.
“Kasih nama saudara 'Si Raja Bohong', 'Si Tukang Bohong, 'Biang Kebohongan'. Jangan orang bohong berkali-kali, dikasih gelar seperti Abu Bakar AsShiddiq, Umar Bin Khattab, Usman Bin Affan, Ali Bin Abu Thalib," katanya.