Murid tertua Habib Rizieq Shihab, Novel Bamukmin jengkel setengah mati dengan acara ‘Nusantara Bersatu’ yang digelar Presiden Joko Widodo dan ribuan relawannya di Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta Pusat, Sabtu (26/11/2022).
Novel mengatakan, dengan digelarnya acara itu, maka masyarakat dapat melihat langsung, bahwa Jokowi dan para relawannya memang tak punya rasa empati pada korban gempa Cianjur, Jawa Barat yang merenggut ratusan nyawa.
Novel mengatakan, ketimbang menghambur-hamburkan anggaran untuk kepentingan politik, biaya acara ‘Nusantara Bersatu’ itu lebih baik dialokasikan buat para pengungsi Cianjur yang hingga hari ini, masih banyak yang tersentuh bantuan pemerintah. Novel lantas mempertanyakan asal anggaran yang dipakai menghelat acara kumpul-kumpul itu.
“Kita masih dirundung duka dengan musibah gempa bumi dan lain-lain malah menggelar acara temu relawan yang biayanya pasti besar. Dari mana biaya itu didapatkan padahal sudara yang terkena musibah kita perlu bantuan dibanding hanya temu relawan saja,” kata Novel ketika dikonfirmasi Minggu (27/11/2022).
“Sudah dipastikan acara temu relawan sebagai agenda politik yang dipersiapkan untuk dukung pencapresan seseorang oleh Jokowi dan bisa jadi diduga kuat dimodali oligarki dimana capres sudah di kantong,” katanya menambahkan.
Novel menegaskan acara kumpul bareng relawan itu jelas semakin memperlihatkan, Jokowi adalah sosok pemimpin yang arogan, tak pernah memikirkan nasib rakyatnya yang sedang dirundung duka karena bencana alam.
“Sudah pasti Jokowi trus mempertontonkan sikap diskriminatifnya sebagai arogansi kekuasaanya,” tuturnya.
Novel lantas mengukit acara reuni Persaudaraan (PA) 212 pada 2021 silam, dimana pihaknya hendak menggunakan GBK sebagai lokasi reuni, namun langsung dilarang pihak kepolisian dengan berbagai alasan, namun ketika tempat itu justru dengan entengnya dipakai Jokowi dan relawannya.
“Bukan Jokowi namanya kalau tidak adil. Karena jangankan kami didengar aspirasinya, ulama dan habib serta umat Islam yang membela agama dan pancasila malah dikriminalisasi. Bahkan laskar menjadi korban pembunuhan oleh oknum polisi,” tuntasnya,