Pengamat politik dari Universitas Paramadina, Hendri Satrio mempertanyakan asal usul anggaran yang dipakai mengongkosi kegiatan Presiden Joko Widodo bersama ratusan ribu relawannya di stadion Gelora Bung Karno (GBK) Senayan, Jakarta Pusat,Sabtu (26/11/2022) kemarin.
Pengamat politik pro calon presiden Anies Baswedan itu mengatakan jangan sampai acara itu dibayar pakai uang negara yang bersumber dari rakyat Indonesia. Adapun anggaran yang dipakai untuk menghelat acara ini disebut-sebut mencapai Rp100 miliar.
Kalaupun bukan pakai duit negara, Hensat sapaan Hendri Satrio meminta agar pihak-pihak yang mengongkosi jalannya acara tersebut agar dibuka supaya dapat diketahui oleh masyarakat luas.
“Kalau dari stafnya presiden, apakah menggunakan dana negara? Atau memang ada sponsor? Nah, sponsornya ini siapa?” kata Hanset kepada wartawan, Minggu (27/11/2022).
Tak hanya menyoal anggaran yang digunakan, Hanset juga mengkritik keras acara bertajuk ‘Gerakan Nusantara Bersatu’ tersebut. Menurutnya acara kongkow bareng itu sama sekali tidak penting dan tidak bermanfaat buat masyarakat Indonesia.
Jokowi sebagai kepala negara, tak seharusnya memilih untuk berkumpul bareng relawannya, namun yang seharusnya dilakukan adalah turun ke lapangan dan menemui langsung warganya yang kini sedang dihimpit berbagai masalah.
"Ya presiden ketemu relawan kan lucu. Udah jadi presiden kan harusnya ketemu rakyat. Bukan ketemu relawan lagi, Ini jadi kayak bikin friends club gitu lho,” tuturunya.
Sebagaimana diketahui, acara kumpul-kumpul Jokowi bareng relawannya itu dinilai syarat agenda politik, sebab dalam pidatonya Jokowi blak-blakan memberi arahan terkait pemmpin masa depan negara ini.
Jokowi meminta relawannya memilih pemimpin yang bekerja keras, dengan ciri-cirinya adalah berambut putih, meski tak menyebut nama, namun pernyataan Jokowi oleh banyak pihak dinilai sebagai bentuk dukungan kepada Ganjar Pranowo yang saat ini memang sedang digadang-gadang sebagai salah satu calon presiden paling potensial pada Pemilu 2024 mendatang.