“Label2 itu (dlm ukuran yg wajar) biasa ada di bantuan2, tujuannya unt transparansi, dokumentasi & laporan, selama tdk disalahgunakan, knp hrus diganggu? Knp alergi dgn bantuan2 yg beda agama, Pelatih Timnas Saudi saja bukan orang Islam & tdk menikah,” lanjutnya.
Setelah polisi menyatakan bahwa mereka memeriksa ormas pencopot label gereja yang diidentifikasi sebagai anggota Garis, ia kembali berkomentar dengan menyinggung soal FPI.
“Nah polisi sudah bergerak. Pelakunya Garis. Mrk sih 11-12 dgn FPI,” pungkasnya.
Setelah itu, Romli mengunggah sebuah artikel dari 2014 yang menjelaskan kalau Ketua Umum Garis, Chep Hermawan, merupakan Presiden ISIS di Indonesia.
Ia mengungkap, “Rekam jejak Garis. Presiden ISIS, Chep Hermawan diketahui sebagai Ketua Umum Gerakan Reformasi Islam (GARIS).”
Selanjutnya, ia mengunggah artikel pada 2019 yang berjudul, “Anggota GARIS yang Berniat Jihad di Aksi 22 Mei Ditangkap, Polri: Mereka Pernah Nyatakan Dukung ISIS.”
Sebagai informasi, Chep dan sejumlah orang lainnya pernah diamankan pihak berwajib karena diduga bagian dari anggota ISIS. Ia sendiri pernah menyatakan bahwa dirinya adalah Presiden ISIS Indonesia.
Tak hanya itu, Chep bersama ratusan anggota ormas Islam lainnya juga sempat melakukan unjuk rasa di depan Gedung Sate, Bandung, pada Jumat (17/2/2022) silam, untuk menolak pembubaran ormas Front Pembela Islam (FPI).
Nah polisi sudah bergerak. Pelakunya Garis. Mrk sih 11-12 dgn FPI.
— Mohamad Guntur Romli (@GunRomli) November 27, 2022
Polisi Periksa Ormas yang Copot Stiker Gereja di Bantuan Cianjurhttps://t.co/LBeJXk9wr5 pic.twitter.com/2G5AZWlq6w