Pakar Kebijakan Publik Narasi Institute Achmad Nur Hidayat menyoroti terkait adanya mobilisasi pengerahan ratusan ribu massa yang hadir dalam acara ‘Nusantara Bersatu’ di gelar di Gelora Bung Karno (GBK) Senayan, Jakarta pada Sabtu (26/11/2022) lalu.
Achmad menilai adanya mobilisasi tersebut menimbulkan spekulasi menantang Megawati Soekarnoputri selaku Ketua Umum PDI Perjuangan.
“Menjadi spekulasi kepada publik bahwa apakah dengan mobilisasi dan pengerahan ratusan ribu massa ini menjadi sinyalemen Jokowi melalui relawannya untuk menantang Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri Putri sekaligus PDIP-nya,” ujar Achmad melalui keterangan tertulis pada Selasa (29/11/2022).
Menurut Achmad, dalam acara tersebut Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang turut hadir seakan ingin mengadu kekuatannya dengan Megawati mengenai siapa yang paling berpengaruh dan memiliki kekuatan di lapangan jelang Pilpres 2024 mendatang.
“Belum lagi substansi yang Jokowi sampaikan pada pertemuan tersebut tentang kepemimpinan yang amat janggal,” ujarnya.
Dalam pertemuan tersebut, Jokowi mengatakan bahwa seorang pemimpin yang baik merupakan sosok yang berambut putih alias beruban dan wajahnya penuh dengan kerutan.
“Bagaimana menurutnya bahwa seorang pemimpin yang baik adalah seorang yang rambutnya banyak memiliki uban dan wajahnya penuh dengan kerutan,” katanya.
Achmad juga merasa aneh saat permasalahan kepemimpinan hanya dilihat dengan tampilan fisik luar dair seseorang.
Maka dari itu, acara kumpul relawan Jokowi tersebutsangat disesalkan, ditambah lagi dengan Indonesia yang baru saja menghadapi duka mendalam akibat Gempa Cianjur.
“Secara keseluruhan acara pertemuan relawan Jokowi pada Sabtu 26 November 2022 kemarin memang selain penuh dengan tanda tanya juga amat disesalkan di tengah Bangsa yang sedang berduka akibat musibah gempa Cianjur,” katanya.
Baca Juga: Geger soal Pemimpin Beruban, Jokowi Buka Suara Ungkap 3 Tokoh Ini, Nggak Disangka-sangka…
“Bukankah dana yang besar untuk acara tersebut jauh lebih penting dan bermanfaat jika diberikan kepada korban gempa Cianjur yang sampai saat ini sudah merenggut 300-an lebih nyawa dan puluhan ribu warga yang kehilangan tempat tinggal akibat rumahnya hancur karena gempa tersebut,” pungkasnya.