Kepala Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Benny Rhamdani membetot perhatian masyarakat pengguna media sosial setelah video pidatonya yang menyinggung kelompok yang patut dijadikan musuh besar negara viral di media sosial Rabu (30/11/2022).
Ini sebenarnya pernyataan lawas Benny ketika berpidato di pelantikan kepala BP2MI provinsi se Indonesia, namun omongannya kembali disorot setelah heboh video dirinya yang meminta restu kepada Presiden Joko Widodo untuk memerangi kelompok oposisi yang kerap menyerang pemerintahan Jokowi.
Baca Juga: Akhirnya Ngomong Juga! Soal Pemimpin Berambut Putih dan Jidat Mengkerut, Gerindra Anggap Jokowi…
Adapun dalam video lawas itu, Benny terang-terangan mengatakan musuh besar negara saat ini adalah kelompok-kelompok yang mempolitisasi agama untuk kepentingan individu, di mana kelompok ini kata dia tak segan-segan menentang Pancasila sebagai dasar negara ini.
“Musuh kita hari ini, musuh besar bangsa ini, musuh besar negara ini, musuh besar rakyat indonesia, musuh besar bagi setiap ASN adalah gerombolan politik berjubah atas nama agama yang selama ini menunjukkan sikap anti pancasila. Bahkan ingin mengganti pancasila sebagai ideologi negara,” kata Benny dilansir Populis.id dalam video yang diunggah pengguna twitter @kingOfWar_Ind, Rabu (30/11/2022).
Unggahan @kingOfWar_Ind ini langsung menui berbagi reaksi dari warganet lainnya, salah satu yang ikut menanggapi pernyataan tersebut adalah loyalis garis keras Anies Baswedan, Musni Umar, mantan Rektor Ibnu Chaldun ini menyebut pidato Benny sebagai sesuatu yang sadis.
“Sadis sekali pidato ini. Ini fitnah terhadap mereka yang berjubah seperti harus mau ganti Pancasila,” ujarnya di laman twitternya.
Musni Umar mengartikan kelompok berjubah dimaksud Benny sebagai umat Islam. Menurut dia omongan Benny jelas salah besar, sebab umat Islam di Indonesia adalah kelompok yang paling depan membela Pancasila.
“Justru pembela Pancasila umat Islam. Mereka sangat keras menentang Pancasila dijadikan eka sila, trisila. Belajarlah sejarah agar tidak fitnah. Kalau ada yang berbeda wajar, ini negara demokrasi,” tandasnya.