Eks Politisi Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean mengaku reuni 212 yang digelar di Masjid At-Tin TMII, Jakarta Timur Jumat (2/12/2022) pasti bermuatan politik.
Bagi mantan anak buah Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) itu mustahil jika kelompok ini menggelar acara tanpa embel-embel politik sebab kelompok ini saja lahir dari gerakan politik.
Ferdinand lantas mengatakan, apabila kegiatan ini hanya murni doa bersama tanpa membawa agenda politik terselubung, maka nama dan tema kegiatannya seharusnya diganti, tak perlu bawa-bawa nama 212.
"Kalau saya analisisnya dari yang sudah sudah. Tidak mungkin lepas dari politik. Kalau mau nggak ada politiknya, ganti nama jangan 212. Bikin aja acara yg lain, bikin reuni Habib Rizieq atau reuni teman-teman Yaman," kata Ferdinand kepada wartawan Jumat (2/12/2022).
Tidak hanya itu, Ferdinand juga menyebut penggunaan nama 'reuni 212' bukan kata-kata yang cocok menyebut kegiatan tersebut, seharusnya, acara itu dinamai 'reuni pelaku politik identitas' sebab awal mula kemunculan kelompok ini, Pilkada DKI 2017 langsung menjadi sebuah hajatan politik paling brutal sepanjang sejarah bangasa ini karena Pilkada itu dikotori dengan aksi politik identitas serta isu-isu rasial.
"Bagi saya reuni 212 adalah penegasan reuni politik identitas, karena reuni 212 lahir dari sebuah gerakan politik identitas yang kemudian membuat demokrasi Pilkada 2017 lalu di Jakarta, menjadi demokrasi terburuk, brutal dan barbar," tukasnya.
Sebelumnya, Murid tertua Rizieq Shihab, Novel Bamukmin mengaku kegiatan reuni 212 tahun ini sama sekali tak bermuatan politik, dia mengatakan, tujuan utama kegiatan ini adalah untuk mendoakan keselamatan bangsa, tak ada embel-embel politik.
“(Reuni 212) untuk keselamatan bangsa dari segala marabahaya termasuk kekuasaan yang zolim,” kata Novel.