Sejarah Reuni 212 diawali ketika Basuki T Purnama alias Ahok selaku gubernur DKI menyampaikan kata sambutan dalam kunjungan kerjanya di Pulau Pramuka, Kabupaten Kepulauan Seribu, pada 27 September.
Saat itu Ahok menyampaikan kata-kata 'dibohongi pakai Al Maidah 51' dalam pidatonya di acara tentang budi daya kerapu.
Pernyataan itu menyulut reaksi dari umat Islam. Selanjutnya, Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan pendapatnya pada 11 Oktober 2016 untuk menanggapi pernyataan Ahok.
MUI menganggap Ahok telah menghina Al-Qur'an dan menista Islam. Organisasi yang memiliki komisi fatwa itu juga menilai pernyataan Ahok telah menghina ulama.
Selanjutnya, muncul Aksi Bela Islam I pada 14 Oktober 2016 untuk menuntut proses hukum terhadap Ahok. Unjuk rasa seusai salat Jumat itu lantas lebih dikenal dengan sebutan Aksi 1410.
Baca Juga: Dalam Reuni 212, Habib Rizieq Shihab Kemungkinan Besar Tidak Akan Memberikan Ceramah, Simak!
Aksi Bela Islam kembali digelar pada 4 November 2011. Unjuk rasa itu dikenal dengan Aksi 411.
Aksi 212 bisa disebut sebagai gong. Pada 2 Desember 2016, umat Islam memadati kawasan Monas untuk salat Jumat bersama dan menuntut Ahok diadili.
Aksi tersebut tidak hanya diikuti ulama dan habaib. Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga ikut salat Jumat bersama masa Aksi 212 di Monas.
Lihat Sumber Artikel di JPNN.com Artikel ini merupakan kerja sama sindikasi konten antara Populis dengan JPNN.com.