Mantan Ketua Komnas HAM, Muhammad Nukhoiron, menyinggung soal banyaknya berita palsu atau hoaks yang disebarkan mengenai Anies Baswedan hanya untuk kepentingan politik elektroral.
Sejak dideklarasikan oleh Partai NasDem sebagai bakal calon presiden (bacapres) pada Pemilu 2024 mendatang, nama Anies memang tak lepas dari pembicaraan publik, baik positif maupun negatif.
Baca Juga: Pupus Sudah Harapan Mahfud MD Maju di Pilpres 2024
Eks Gubernur DKI Jakarta itu juga kerap disebut intoleran akibat aksi sejumlah pendukungnya dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI 2017 lalu hingga membuat namanya lengket dengan cap bapak politik identitas.
Nukhoiron sendiri menyayangkan tudingan kepada Anies tersebut karena menurutnya tidak ada rekam jejak Anies yang menunjukkan bahwa dia intoleran dan sebagainya.
“Selama ini Anies di-framing sebagai intoleran dan sebagainya. Padahal rekam jejak dia selama memimpin tidak seperti itu. Ia berhasil membangun Jakarta dengan karakter kesetaraan dan inklusif,” jelas Nukhoiron dalam keterangannya, dilansir pada Sabtu (3/12/2022).
Ia sendiri mengakui Anies merupakan pemimpin yang bisa menempatkan diri di semua kalangan. Nukhoiron merasa eks Kemendikbud tersebut patut diapresiasi dengan terobosan yang dibuatnya.
Beberapa terobosan tersebut seperti memberikan bantuan tempat ibadah untuk semua agama, serta memberi izin pendirian kuil untuk kelompok Hindu Tamil di Jakarta.
Pengurus Lakpesdam PBNU itu menyampaikan, “Anies juga tak pernah mendiskriminasi warga, termasuk diskriminasi ekonomi dalam bentuk penggusuran orang miskin yang sebelumnya kerap terjadi.”
Baca Juga: Pengamat Sebut Nasib Puan Maharani Makin Tak Jelas Jika Megawati Lakukan Hal Ini
Dengan begitu, ia mengimbau agar informasi hoaks soal Anies di media sosial bisa dihentikan karena narasi bohong yang penuh kebencian dengan lawan itu bertentangan dengan semangat demokrasi.
“Kita boleh mendukung atau tidak mendukung siapa pun, tapi bukan dengan cara menebarkan hoaks dan ujaran kebencian,” tegasnya.
Ia menilai ruang publik seperti media sosial seharusnya menjadi wadah untuk warga agar bisa berinteraksi sekaligus bertukar pikiran mengenai isu-isu bersama dengan berbagai sudut pandang.
Oleh karena itu, Nukhoiron menekankan bahwa ruang publik itu harus memberikan jalan untuk memunculkan ide-ide terbaik bangsa.
Vokalis gurp band Letto itu mengatakan, “Akan sangat berbahaya jika ruang publik dipengaruhi untuk mengamini pemikiran satu atau segelintir orang saja.”
”Kita dalam satu society (masyarakat) setuju dengan hak bicara, hak (menyampaikan) ide, dan lainnya. Namun, perlu diingatkan pula tanggungjawab komunal untuk menjaga kerukunan dan kebersamaan,” sambungnya.