Ketua Komisi III DPR RI, Bambang Wuryanto menyebutkan bahwa program deradikalisasi yang dilakukan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) perlu ditinjau kembali.
Pernyataan pria yang akrab dengan sapaan Bambang Pacul itu muncul setelah adanya bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar, Kota Bandung. Di mana bom tersebut selain menewaskan pelaku, tapi juga membuat satu polisi meninggal dunia dan beberapa personil luka-luka.
"Jadi program deradikalisasi harus dicek ulang, karena menurut catatan, korban ini diduga adalah mantan napiter yang sudah terkena hukuman empat tahun di Nusakambangan toh," katanya kepada awak media pada Kamis (08/12/2022).
Baca Juga: Surya Paloh Tak Hadir di Nikahan Anak Jokowi, Politisi NasDem Ungkap Sebabnya! Ternyata....
Ia menilai jika program deradikalisasi kepada mantan narapidana terorisme usai menjalani hukuman belum sepenuhnya berhasil. Pasalnya, bomber di Polsek Astana Anyar ternyata masih menganut radikalisme hingga berujung pada terorisme.
"Kalau keluarnya begini, berarti kan ada dugaan belum sembuh, maka ini harus dilakukan peningkatan lagi Deradikalisasi," tuturnya.
Di sisi lain, ia mendesak Polisi meningkatkan kesiagaan setelah peristiwa bom bunuh diri tersebut. Menurutnya, peningkatan keamanan harus menjadi perhatian khusus terlebih menjelang Natal dan tahun baru.
"Fakta bom bunuh diri ini harus dimaknai dengan meningkatkan kesiagaan. Kita juga kasihan sama yang bunuh diri, menjadi mati sia-sia. Ini menjadi bahan renungan kita bersama tapi pada jangka pendek tentu peningkatan keamanan harus dinaikkan," ucapnya.
Ia menegaskan bahwa peningkatan keamanan perlu dilakukan oleh lintas instansi, yaitu Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Kepolisian lalu dengan Badan Intelijen Negara (BIN).