Polri Tetapkan Ismail Bolong dan 2 Orang Lainnya Tersangka Tambang Ilegal di Kaltim

Polri Tetapkan Ismail Bolong dan 2 Orang Lainnya Tersangka Tambang Ilegal di Kaltim Kredit Foto: suara.com

Kasus penambangan ilegal di Kalimantan Timur yang menyeret nama Ismail Bolong dan Kabareskrim Polri Komjen Pol Agus Andrianto akhirnya mulai menemui titik terang.

Polisi telah menetapkan tiga orang tersangka dalam kasus penambangan ilegal tersebut.

Penyidik Direktorat Tindak Pidana Tertentu (Dittipidter) Bareskrim Polri menetapkan BP selaku penambang batu bara tanpa izin atau ilegal, RP sebagai kuasa direktur PT EMP, dan IB (Ismail Bolong) selaku Komisaris PT Energindo Mitra Pratama (EMP).

Baca Juga: Polri Tangkap Tersangka Tambang Ilegal Kaltim, Istri Ismail Bolong Bakal Diperiksa Hari Ini

Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabagpenum) Divisi Humas Polri Kombes Pol. Nurul Azizah mengatakan, tersangka BP (merujuk pada keterangan Budi) sebagai kuasa direktur PT EMP berperan mengatur operasional batu bara dari mulai kegiatan penambangan, pengangkutan dan penguatan dalam rangka dijual dengan atas nama PT EMP.

Kemudian, tersangka RP (merujuk pada keterangan Rinto) sebagai kuasa direktur PT EMP berperan mengatur operasional batu bara dari mulai kegiatan penambangan, pengangkutan dan penguatan dalam rangka dijual dengan atas nama PT EMP.

Baca Juga: Drama Isu Tambang Ilegal Semakin Panas: Mulai dari Pengakuan Ismail Bolong Sampai Kabareskrim Serang Balik

Selanjutnya, Ismail Bolong berperan mengatur rangkaian kegiatan penambangan ilegal pada lingkungan PKP2B perusahaan lain dan menjabat sebagai komisaris PT EMP yang tidak memiliki izin usaha penambangan untuk melakukan Kegiatan penambangan.

Kasus ini berdasarkan laporan polisi nomor LP: A/0099/II/2022/SPJR Dittipiter Bareskrim Polri tanggal 23 Februari 2022 terkait dengan dugaan penambangan ilegal.

Kegiatan tambang ilegal ini telah berlangsung sejak awal November 2021 dengan bertempat di Terminal Khusus PT Makaramma Timur Energi (MTE) yang terletak di Kalimantan Timur.

Baca Juga: Berikut Momen Hakim Wahyu Sebut Ferdy Sambo Lucu dan Aneh, Simak!

"Lokasi penambangan dan penyimpanan batu bara ini hasil penambangan ilegal yang juga termasuk dalam Perjanjian Karya Pengusaha Pertambangan Batubara (PKP2B) PT SB," ungkap Nurul di Mabes Polri, Kamis (8/12/2022).

Berdasarkan hasil penyidikan, para tersangka dijerat dengan Pasal 158 dan Pasal 161 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2020 tentang pertambangan mineral dan batu bara dengan ancaman pidana penjara paling lama lima tahun dan denda paling banyak Rp100 miliar.

Penyidik juga menjerat tersangka dengan Pasal 55 ayat (1) KUHP tentang penyertaan.

Penyidik juga menyita sejumlah barang bukti berupa 36 damtruck, tiga unit telepon genggam berikut SIM card, tiga buah buku tabungan dan tumpukan batu bara hasil penambangan ilegal di terminal khusus dan di lokasi TKP2B PT SB serta dua buah eksavator dan dua bundle rekening koran.

Lihat Sumber Artikel di GenPI Artikel ini merupakan kerja sama sindikasi konten antara Populis dengan GenPI.

Terkait

Terpopuler

Terkini

Populis Discover