Narasi penundaan Pemilu 2024 kembali mengemuka. Kali ini, narasi yang kerap menjadi polemik tersebut digulirkan oleh Ketua Majelis Pemusyawaratan Rakyat (MPR), Bambang Soesatyo.
Menurut Politisi Partai Golkar ini, Pemilu 2024 perlu diperhitungkan secara matang, apakah memang tepat dilakukan di saat Indonesia sedang berupaya bangkit lagi setelah pandemi Covid-19.
"Harus dihitung betul, apakah momentumnya (Pemilu 2024.red) tepat dalam era kita tengah berupaya melakukan recovery bersama terhadap situasi ini. Dan antisipasi, adaptasi terhadap ancaman global seperti ekonomi, bencana alam, dan seterusnya," katanya saat menjadi pembicara di acara Poltracking Indonesia, Kamis (08/12/2022).
Baca Juga: Anies Baswedan Ikut Rayain Natal Bareng Masyarakat Papua, Elit NasDem Bongkar Begini Skenarionya!
Ia beranggapan bahwa perhitungan secara matang ini harus dilakukan karena menyangkut Pemilu pasti membuat suhu politik di Indonesia semakin panas.
"Tentu kita juga mesti menghitung kembali, karena kita tahu bahwa penyelenggaraan pemilu selalu berpotensi memanaskan suhu politik nasional, baik menjelang, selama, hingga pasca penyelenggaraan pemilu," ucapnya.
Ia juga mengomentari soal hasil survei Poltracking Indonesia, dimana tingkat kepercayaan publik terhadap pemerintah Jokowi-Ma'ruf sangat tinggi. Sebanyak 73,7% responden merasa puas, sedangkan 18,3% menyatakan tidak puas. Sisanya mengaku tidak tahu sebanyak 8%.
Bambang menilai bahwa hasil tersebut wajar mengingat kinerja Jokowi selama ini. Menurutnya, Joko Widodo adalah sosok yang punya kepekaan tinggi dalam menyikapi sebuah krisis.
Jika melihat hasil survei tersebut, Bambang menjadi bertanya-tanya apakah memang masyarakat Indonesia ingin dipimpin terus oleh Jokowi.
"Pertanyaan pentingnya bagi saya bukan soal puas atau tidak puasnya publik. Tapi apakah ini berkorelasi dengan keinginan publik untuk terus presiden Jokowi ini memimpin kita semua," ujarnya.