Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua kembali berulah dengan membantai tiga tukang ojek yang dituding sebagai intel yang disusupkan Pemerintah Indonesia. Video pembantaian itu kekinian viral di media sosial dan sukses menyedot perhatian masyarakat
Setelah video sadis itu viral, Juru bicara Organisasi Papua Merdeka Sebby Sambo kembali membuat sebuah video pernyataan yang mengolok-olok bangsa Indonesia. Dia bahkan dengan entengnya menyebut orang-orangan Indonesia primitif.
“Lucu orang Indonesia, kalian ini kasihan betul, kalian sangat primitif,” kata Sambo dilansir Populis.id dari Suara.com Rabu (14/12/2022).
Dia mengatakan orang Indonesia primitif dan kampungan sebab sejauh ini kata dia orang-orang asli dari Papua yang berprofesi sebagai tukang ojek, sehingga penyamaran intelijen Indonesia yang berpura-pura menjadi tukang ojek jelas dengan mudah mereka ketahui.
“Apakah orang-orang asli Papua ada yang jadi tukang ojek di Sumatera, Maluku, Jawa?” Orang Papua tidak ada yang jadi ojek di sana masuk ke kampung-kampung, ke hutan-hutan,” tuturnya.
Dalam video tersebut, Sambo juga mengultimatum agar warga non Papua yang saat ini bekerja di berbagai wilayah Papua seperti Intan Jaya, Ilaga hingga Pegunungan Bintang untuk segera angkat kaki dari daerah-daerah tersebut.
“Kalau anda melanggar hal ini maka jelas anda adalah bagian dari Indonesia security forces bagian dari pasukan keamanan Indonesia, semua kesatuan militer Indonesia,” ungkapnya.
Tidak hanya itu Sambo juga menyebut Presiden Jokowi sebagai penjahat perang di Papua. TPNPB-OPM menganggap Jokowi bertanggungjawab atas segala kejahatan kemanusiaan terhadap orang asli Papua.
“Kami dari Pengendali Manajemen Markas Pusat Komando Nasional, Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka mengumumkan kepada publik secara nasional dan internasional bahwa Presiden Indonesia Joko Widodo adalah penjahat perang di Papua. Mereka telah dan sedang dilakukan atas perintah presiden Republik Indonesia dan kejahatan mereka ini adalah kejahatan kolektif atas perintah institusi negara,” kata dia.