Pengamat Hukum Pidana, Abdul Fickar Hadjar, memberikan pendapatnya soal hasil atau skor yang didapatkan oleh Putri Candrawathi dalam tes poligraf terkait kasus pembunuhan Brigadir J beberapa waktu lalu.
Sebagai informasi, skor tes poligraf Putri Candrawathi adalah -25, sedangkan Ferdy Sambo -8 dan Bharada E +13. Hasil minus mengindikasikan kebohongan, sedangkan plus menunjukkan kejujuran.
Baca Juga: Jleb! Amien Rais Cs Dikatain Sesat Gegara Tuding KPU Main Curang
Abdul Fickar sendiri seperti terheran-heran dengan hasil tersebut karena minus skor yang didapatkan Putri sangat banyak sehingga bisa diartikan kalau keterangannya hampir tidak ada yang benar.
Hal itu disampaikan olehnya saat mengisi program Satu Meja The Forum yang videonya diunggah lewat kanal YouTube KOMPASTV pada Rabu (14/12/2022).
Tak sendiri, Fickar mengisi acara itu bersama kuasa hukum Bharada E Ronny Talapessy, pengacara keluarga Brigadir J Martin Lukas Simanjuntak, dan penasihat hukum Putri Febri Diansyah.
Dengan adanya tes poligraf tersebut, Ronny mengungkap kalau hasil itu mematahkan tudingan pihak Putri dan Ferdy Sambo yang menyebut kalau Bharada E telah berbohong.
“Ini sebenarnya membuktikan, kan di awalnya dikatakan bahwa klien saya ini tidak jujur ya. Tapi dalam proses persidangan ini terbukti bahwa apa yang disampaikan oleh klien saya indikasinya adalah dia jujur,” tegasnya dikutip Populis.id dari kanal YouTube KompasTV Pontianak pada Kamis (15/12/2022).
Sementara itu, Fickar sendiri mengaku ngeri melihat hasil tersebut karena minus yang didapatkan Putri terlalu banyak.
Ia menyampaikan, “Menurut saya agak mengerikan juga. Artinya keterangannya hampir tidak ada yang benar. Minusnya terlalu banyak gitu.”
Ia kemudian menilai bahwa dengan adanya hasil tersebut, bisa saja menunjukkan kalau kebohongan yang dilakukan Putri sudah menjadi bagian dari perilakunya.
“Menurut saya sudah menjadi bagian dari, mungkin ya, bagian dari perilaku gitu loh. Ketika orang menjawab satu pertanyaan, itu juga akan dipengaruhi oleh kebiasaan-kebiasaan sehari-harinya,” pungkasnya.
Fickar melanjutkan, “Ketika dia timbul umpamanya untuk menjawab pertanyaan itu secara jujur atau gimana, pasti ada gangguan-gangguan juga kalau memang biasa merekayasa.”
